(0362) 21440
dkpp@bulelengkab.go.id
Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan

SOSIALISASI PENGOLAHAN IKAN DENGAN MOBIL ATI

Admin dkpp | 13 Mei 2014 | 892 kali

Sosialisasi teknologi pengolahan ikan dengan menggunakan mobil ATI (Alih Teknologi dan Informasi) diselenggarakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali bekerjasama dengan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Buleleng. Sosialisasi dilaksanakan di ruang rapat kantor Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Buleleng jam 11.00 wita (9/5) diikuti oleh 30 orang dari 9 kelompok pengolah dan pemasar yang ada di Kab. Buleleng.

Sosialisasi dibuka oleh Drh. Ketut Suwardana, Kabid UPH Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Buleleng. Dalam pembukaannya, dipaparkan tentang kebijakan strategis pembangunan perikanan dan kelautan di Kabupaten Buleleng.

Selanjutnya dikatakan, sangat mengapresiasi kegiatan sosialisasi teknologi pengolahan ikan dengan menggunakan mobil ATI karena sudah mengaplikasikan misi pembangunan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Buleleng, diantaranya peningkatan kesejahtraan masyarakat nelayan, pembudidaya ikan dan mayarakat pesisir lainnya serta peningkatan kecerdasan dan kesehatan masyarakat melalui peningkatan konsumsi ikan.

Usai sosialisasi, diadakan pelatihan pengolahan makanan dari bahan baku ikan, yang sudah disiapkan dalam mobil ATI beserta peralatan pengolahan yang hygienis. Instruktur pengolahan yang didatangkan dari Denpasar, adalah Made Sanjaya, sebagai Ketua Kelompok Mina Sari Nadi yang pernah meraih juara I UKM tahun 2013.  Sebelum Made Sanjaya mendemonstrasikan cara mebuat nugget, kaki naga, rolade, dan siomay diberikan juga materi sekaligus motivasi kepada peserta. Para peserta mengikuti dengan begitu antusias proses pegolahan tersebut, dari persiapan bahan, teknik mengolah hingga terwujud makanan siap saji.

Pimpinan kegiatan, Komang Dewi Nuryani, Kasi Pengolahan dan Pembinaan Mutu Hasil Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali mengatakan, tujuan kegiatan tersebut adalah untuk memberikan inspirasi kepada pengolah ikan dalam mengembangkan produknya dan bisa bersaing di pasar nasional bahkan internasional. “Harapan saya, pengolah bisa memproduksi makanan yang sehat minimal bagi keluarganya dan mengembangkan industri keluarga” imbuhnya.

Secara terpisah, Komang Suparmi, dari Kelompok sari Mekar II Desa Pengastulan Seririt, mengatakan bahwa kegiatan ini memberikan tambahan pengetahuan bagi kelompok pengolah untuk mengembangkan jenis olahannya, akan tetapi perlu ditambahkan dari segi kajian bisnisnya karena keuntungan adalah yang terpenting bagi kelompok dalam memilih jenis kegiatan yang akan dilaksanakan. (UPH, Adm)