Nelayan di Kabupaten Buleleng sejak lama menggunakan rumah ikan (fish dome) berbahan campuran beton, namun sekarang mulai diperkenalkan dengan inovasi baru yaitu pembuatan rumah ikan menggunakan bahan plastik daur ulang. Dibandingkan dengan rumah ikan berbahan beton, rumah ikan berbahan plastik daur ulang lebih murah dan hemat waktu dalam proses pembuatannya. Inovasi rumah ikan ini awalnya diperkenalkan oleh Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan (BBPPI) Semarang Jawa Tengah.
Kepala seksi publikasi dan dokumentasi BBPPI Semarang Sugiyarto akhir pekan lalu mengatakan bawasannya rumah ikan berbahan plastik daur ulang dari segi biaya jauh lebih murah dibandingkan membuat rumah ikan dari campuran beton. Selain itu rumah ikan ini lebih tahan lama dan lebih hemat waktu dalam proses pembuatannya.
Rumah ikan rakitan ini dikenalkan ke sejumlah nelayan dari kelompok nelayan (KN) di Bali Utara. Praktek pembuatannya dipusatkan di sekertariat KN Dharma Samudra, Desa Anturan, Kecamatan Buleleng. Antusiasme para nelayan sangat tinggi intuk belajar membuat rumah ikan berbahan plastik daur ulang karena dengan memasang rumah ikan ini diyakinkan dapat meningkatkan produksi tangkapan dalam jangka panjang.
Menurut Sugiyarto berdasarkan hasil penelitian, rumah ikan berbahan plastik daur ulang ini cocok ditenggelamkan pada kedalaman laut antara 20-25 meter. Dalam waktu kurang dari satu jam nelayan dapat menjangkau kedalaman tersebut. “Dari hasil Survei kami, nelayan disini menangkap ikan hingga jarak tiga mil laut maka rumah ikan ini sangat sesuai untuk dipasang”. Harapannya inovasi rumah ikan ini dapat menjadi alternatif bagi para nelayan untuk memasang rumah ikan yang lebih murah dan efisien sehingga dapat mendongkrak produksi tangkap.