(0362) 21440
dkpp@bulelengkab.go.id
Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan

Tehnik Budidaya Ikan Kakap

Admin dkpp | 01 November 2018 | 35102 kali

Kakap merupakan salah satu jenis ikan karnivora yang memangsa makhluk hidup yang lebih kecil. Ikan ini biasa hidup di perairan peralihan misalnya di kawasan hutan mangrove pinggiran pantai. Mereka dapat hidup di perairan laut, payau, ataupun tawar. Meskipun kakap laut cenderung lebih besar, kakap yang tinggal di air tawar akan lebih mudah dibudidayakan. Berikut beberapa teknik budi daya ikan kakap.

Budi daya ikan kakap di Indonesia dapat dengan mudah kita temui. Selain menghasilkan keuntungan yang tinggi, budi daya ikan kakap sebenarnya tidak sulit, baik kakap merah ataupun kakap putih. Cara pemeliharan kakap dapat dilakukan tanpa modal yang besar. Jika Anda berminat menjalankan usaha budi daya ikan kakap, berikut langkah tepatnya.

1. Pemilihan habitat dan lokasi pemeliharan

Sebelum memulai budi daya ikan kakap, Anda perlu menyiapkan tempat pemeliharan yang merupakan salah satu faktor penting dalam proses budi daya. Seperti yang telah diketahui, kakap memiliki toleransi terhadap salinitas yang cukup tinggi. Kakap dapat dipelihara di segala tipe air. Tempat pemeliharan kakap dapat dilakukan di tambak, kolam, bahkan di pinggir pantai.

Dalam budi daya ikan kakap yang perlu diperhatikan adalah kualitas air juga amat penting dalam pemeliharaan. Kakap merupakan ikan tropis. Oleh karena itu, pastikan bahwa suhu kolam berkisar antar 27–32 derajat Celcius. Pastikan juga bahwa kolam tidak terlalu keruh. Jika Anda memilih untuk memelihara kakap di tambak pinggir laut, pastikan bahwa arus air tidak terlalu deras karena dapat merusak tambak.

2. Pemberian pakan

Pemberian pakan dapat dilakukan dengan memberikan ikan rucah atau ikan teri. Kakap juga akan memakan makhluk kecil seperti plankton, cumi-cumi, udang, dan ikan kecil lainnya. Kakap memiliki ketahanan dalam mencerna protein dalam jumlah besar jika dibandingkan dengan ikan lainnya. Jangan pernah memberikan makanan yang memiliki kandungan karbohidrat ataupun serat karena hal itu dapat memengaruhi pencernaan ikan. Ikan kakap juga dapat diberi makan pelet. Meskipun ikan yang diberi makan secara alami cenderung lebih nikmat dagingnya daripada ikan yang mengonsumsi pelet.

3. Reproduksi kakap

Pada umumnya, kakap merupakan ikan hermafrodit yang mampu mengubah jenis kelaminnya berdasarkan beberapa faktor variabilitas. Pada awal pertumbuhannya, kakap yang telah berumur sekitar 1–2 tahun cenderung akan menumbuhkan testikel sehingga berkelamin jantan. Namun, ikan akan berubah menjadi betina ketika mencapai umur 5–6 tahun. Masa reproduksi biasanya akan terjadi di kala musim penghujan. Pada masa pemijahan kita akan dapat membedakan mana ikan yang jantan dan betina berdasarkan ukuran. Ikan jantan biasanya akan terlihat lebih kecil dan ramping daripada yang betina. Setelah matang gonad, ikan kakap akan dapat dibuahi dan menghasilkan telur dan bibit-bibit baru.

4. Cara panen kakap

Pada saat proses pemanenan, alat yang dibutuhkan adalah jala ataupun serokan. Jangan menggunakan alat panen yang mampu melukai ikan atau merusak lingkungan seperti bom ikan atau obat kimia. Teknik yang berbahaya akan merusak hasil panen. Teknik panen sendiri ada dua, yaitu panen selektif dan panen total. Panen selekif hanya memanen sebagian ikan, sedangkan panen total berarti memanen seluruh hasil ikan. Setelah memelihara kurang lebih satu tahun, ikan yang sudah mencapai berat sekitar 500–1.000 gram sudah dapat dipanen. Apabila ada ikan yang melebehi 1 kg, akan lebih baik jika ikan tersebut dijadikan ikan induk.

Sumber : https://index.php/news/read/2018/10/08/38/tehnik-budidaya-ikan-kakap.html