Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan bahwa ekspor perikanan nasional sepanjang Januari-Juni 2016 lebih dari separuhnya berupa produk olahan. Pada periode tersebut, ekspor perikanan mencapai 552.653 ton atau naik 7,34% dari periode sama 2015 yang hanya 514.863 ton. Secara nilai, ekspor perikanan pada semester I-2016 tersebut setara dengan US$ 2,09 miliar, atau meningkat 4,28% dari periode sama 2015 sebesar US$ 2,01 miliar.
Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP Nilanto Perbowo mengatakan, produk olahan berkontribusi lebih dari 50% terhadap ekspor produk kelautan dan perikanan nasional. Hingga akhir tahun ini, nilai ekspor kelautan dan perikanan nasional ditargetkan melonjak menjadi US$ 5,36 miliar dibandingkan 2015 yang sebesar US$ 3,48 miliar. "Kontribusi produk olahan terhadap total ekspor lebih dari 50%," kata Nilanto di Jakarta, kemarin.
KKP juga mencatat, volume ekspor perikanan ke Amerika Serikat (AS) tumbuh 15,56% menjadi 94.397 ton pada semester I-2016. Kinerja ekspor ke Tiongkok pada periode sama juga tercatat naik 14,02% menjadi 133.903 ton. Demikian halnya ekspor ke negara-negara Asean dan Uni Eropa. Pertumbuhan volume ekspor ke negara-negara tersebut juga diiringi dengan lonjakan secara nilai. Namun berbeda dengan ekspor perikanan Indonesia ke Jepang yang meningkat 7,04% secara volume menjadi 54.834 ton pada Januari-Juni 2016, secara nilai ekspor ke negara tersebut justru turun 4,05%.
Secara terpisah, Ketua Asosiasi Pengusaha Pengelolaan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) Thomas Darmawan mengatakan, pertumbuhan ekspor menunjukkan dampak penertiban (pemberantasan praktik illegal, unreported, and unregulated/IUU fishing) selama 2015. "Kalau dibandingkan 2015, ekspor mungkin lebih baik, karena saat itu kapal mandek operasi," ujar Thomas melalui pesan singkatnya.
Sumber:
http://www.beritasatu.com
Download disini