Industri filet patin nasional kini terus berkembang. Namun, permintaan tersebut belum bisa terpenuhi karena masih jarangnya pembudidaya patin serta hasil panen yang berbau lumpur. Lantas, bagaimana caranya panen patin tanpa bau lumpur?
Melansir Majalah Trubus, seorang pembudidaya ikan patin asal Tulungagung, Nursidik berhasil memasarkan 11 ton patin hasil panen pada Juni hingga Juli 2018 dari kolamnya ke pabrik filet.
Ikan-ikan patin hasil panen Nursidik tidak berbau lumpur, berdaging relatif putih, dan berbobot 0,6—1,2 kg. Pabrik filet memang menghendaki ikan patin dengan kriteria tersebut.
Selama ini, banyak orang yang mengeluhkan patin hasil budidaya berbau lumpur. Namun, hal ini sebenarnya bisa disiasati. Menurut Nursidik, manajemen air merupakan salah satu kunci sukses menghasilkan patin dengan kualitas prima. Ia selalu memasukkan air baru setiap hari 1—2 jam sambil memberi makan. Tujuannya, agar ikan aktif bergerak sambil menyantap pakan.
Setiap 5—7 hari juga ia mengurangi air hingga setengah kolam. Pengurangan air itu tergantung dari nafsu makan ikan. Jika nafsu makan ikan bagus, pengurangan air belum diperlukan. Namun jika banyak pakan yang mengambang dan ikan tidak muncul ke permukaan saat pemberian makan, perlu dilakukan pengurangan air hingga setengah kolam.
Sementara itu, alternatif untuk meningkatkan kualitas patin bisa dengan memberikan daun kayu manis. Pakar dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Mia Setiawati beserta kawannya telah membuktikan bahwa daun kayu manis memang ampuh untuk meningkatkan kualitas ikan patin.
Zat aktif dalam kayu manis dapat menghambat pembentukan deposit utama lemak dalam jaringan tubuh ikan sehingga membuat dagingnya lebih padat.
Sumber : https://www.perikananku.com/panen-patin-tanpa-bau-lumpur/