(0362) 21440
dkpp@bulelengkab.go.id
Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan

Mengenal Ikan Mola-Mola

Admin dkpp | 26 Januari 2018 | 13787 kali

Ikan  Mola Mola atau Ikan Matahari Ikan ini merupakan salah satu ikan purba yang masih hidup dan kini telah dilindungi oleh pemerintah Indonesia maupun dunia. Mola-mola adalah ikan yang memiliki berat dewasa rata-rata 1.000 kg. Spesies ini berasal dari perairan tropis dan subtropis di seluruh dunia. Tubuhnya menyerupai kepala ikan dengan ekor. Mola-mola hidup di tempat yang sebagian besar banyak terdapat ubur-ubur, karena ubur-ubur merupakan makanan untuk mereka.

 Ikan ini salah satu ikan yang unik, bentuknya yang bulat dan pipih serta sirip yang terletak di bagian punggung dan perutnya yang runcing menjadikan ikan ini berbeda dengan jenis yang lainnya. ikan ini bergerak sangat lamban dan sebagian ahli menggolongkan ikan ini ke dalam jenis plankton karena cara berenang ikan ini yang tidak bisa melawan arus dan cenderung terbawa arus. makanan kesukaan ikan ini adalah ubur-ubur, makanya di perairan yang banyak ubur-ubur ikan ini sangat melimpah. Ukuran ikan mola-mola bisa mencapai panjang 1 meter. Ikan ini memiliki berat rata-rata 1.000 kg (2.200 lb). Spesies ini berasal dari tropis dan subtropis perairan di seluruh dunia. 

Mola mola adalah ikan yang luar biasa. Berbeda dengan ikan lain pada umumnya, Mola mola nyaris tidak memiliki sirip ekor (caudal fin) tetapi Mola mola justru memiliki clavus, yang merupakan bentuk sambungan antara sirip atas/punggung dan sirip bawah/perut. Clavus mengambil posisi tumbuhnya sirip ekor yang terdapat seperti pada ikan lainnya. Clavus ini berbentuk pendek, melebar, serta membujur di bagian bawahnya. Para ahli menyebut bentuk ini dengan sebutan ossicles. Beberapa karakter yang membedakan spesies ini dari empat anggota famili yang sama adalah jumlah ossicles dan perbedaan gurat sisi yang tampak pada bagian posterior (sirip atas) serta di bagian akhir tubuhnya dimana denticles (struktur tubuh) pada kulit berubah drastis dari kasar hingga sangat lembut.

Menurut catatan para ahli Australian Museum Ichthyology, Mola mola tersebar di seluruh dunia khususnya di perairan yang bersuhu hangat. Di Australia, Mola mola tercatat hidup sekitar pesisir tengah New South Wales hingga Tasmania dan kemudian ke arah Mandurah, di Australia barat. Mola mola ditemukan di perairan laut dalam samudera, tetapi terkadang muncul juga di permukaan ataupun perairan dangkal. Karena memiliki sirip atas yang panjang, tidak jarang saat muncul di permukaan air, oleh para pelaut dan nelayan, Mola mola sering disangka hiu oleh para nelayan maupun pelaut.

Ikan matahari cenderung tidak berbahaya bagi manusia tetapi pada beberapa kasus, ikan matahari bisa menyebabkan kapal tenggelam, karena ikan tersebut gerakannya lambat sehingga tidak bisa menghindar ketika ada kapal dan menyebabkan terjadinya tabrakan. Kulit ikan matahari tidak bersisik melainkan licin dan mempunyai lapisan seperti cangkang yang mempunyai ketebalan sekitar 7,5 cm dan menurut penelitian ikan ini tidak tembus dengan peluru.

Berita tentang Mola mola yang tersangkut kapal bukan kali pertama ini terjadi. Pada 18 September 1908 kapal uap Fiona bernasib serupa. Fiona yang sudah berlayar 65 km dari Sydney, mengalami goncangan yang cukup kuat. Kapal inipun melambat ke tepian dan salah satu awak kapal melihat Mola-Mola tersangkut pada baling-baling kapal. Mola mola kemudian diangkat. Saat diukur Mola mola yang tersangkut ini memiliki ukuran panjang 3.1 m dan tinggi 4.1 m. Ukuran ini merupakan ukuran Mola mola terbesar yang pernah diketahui.

Mola Mola, demikian nama ikan ini lebih dikenal, atau Sun Fish. Ikan langka ini menjadi perburuan para penyelam dan photographer dari seluruh dunia. Beruntung,Indonesia tepatnya di Bali menjadi siklus penampakan jenis ikan ini. Tidak tahu kenapa, ikan ini muncul di tempat yang sama setiap bulan Juli–September di sekitar Nusa Penida atau kadang Topekong, Candi Dasa. Kunjungan wisatawan lokal, domestik, maupun mancanegara di Kabupaten Klungkung, khususnya Nusa Penida (Lembongan) tergolong stabil.

Wisatawan datang ke Lembongan umumnya tertarik dengan wisata laut (perairan). Karena terdapat ratusan spesies ikan dan hewan laut lainnya. Salah satunya yang paling menarik minat wisatawan adalah ikan mola-mola. Ikan langka yang keberadaannya di Indonesia hanya di dua tempat yakni perairan Lembongan dan satu lagi diperairan pulau lain (NTT atau Kaltim). Ikan mola mola di perairan Lembongan jauh lebih mudah diakses oleh penggemar wisata laut seperti diving (menyelam).

Mola Mola termasuk jenis pelagics yang hidup diperairan dalam, sampai sekitar maksimal 600 meter. Ikan ini adalah jenis yang hidup di lautan tropis dan temperate–antara katulistiwa dan lingkar kutub. Ia hidup di temperature 10 derajat celcius ke atas. Sifat lainnya adalah kebiasaan melakukan cleaning station di permukaan air. Ini merupakan cara ia mencari makan, dengan mengkonsumsi plankton dan sekaligus menghangatkan tubuhnya dengan sinar matahari. Sebagian para ahli memprediksi ini cara mereka men’charge’ tubuhnya sebelum menyelam di kedalaman yang dingin.

Selain penyelaman, kekhawatiran hilangnya mola mola juga akibat aktivitas pengeboman ikan yang dilakukan sejumlah nelayan masih marak. Padahal sejak lama sudah dikeluhkan. Selain mengancam spesies ikan mola mola, pengeboman ikan juga telah merusak terumbu karang yang notabene pelindung ikan laut. Setidaknya, belasan titik terumbu karang ditengarai mengalami kerusakan dengan radius 15-30 meter. Kalau terumbu karangnya tak diselamatkan, dipasti kan ikan mola mola ikut terkena imbas.

Ikan mola-mola dewasa rentan terhadap predator alami seperti hiu. Ikan mola-mola dewasa memiliki panjang rata-rata 2,8 m, panjang sirip 2,5 m dan berat rata-rata 1.000 kg, walaupun ada beberapa ikan mola-mola yang panjangnya 3,3 m, panjang siripnya 4,2 m dan berat hingga 2.300 kg.

Klasifikasi Ilmiah dari ikan ini adalah:

Kingdom      :  Animalia 
Filum            :  Chordata 
Kelas            :  Ikan 
Ordo             :  Tetraodontiformes 
Marga           :  Molidae 
Genus           :  Mola 
Spesies         :  mola-mola

Kulit mola-mola dewasa berwarna dari coklat sampai abu-abu atau keperakan putih dengan berbagai pola kulit berbintik-bintik. Keunikan dari mola-mola adalah kulitnya yang tak bersisik. Seperti bunglon, mola-mola yang dalam bahasa Latin berarti batu gerinda juga bisa memainkan gradasi warna kulitnya di laut dalam jika nyawanya terancam predator semacam hiu. Ikan ini bisa membuat warna kulitnya menjadi lebih gelap untuk meloloskan diri.

Ikan mola-mola penting sebagai indikator kesuburan perairan dan kesehatan terumbu karang. Kulit mola-mola yang tak bersisik menjadi inang favorit bagi sekitar 40 spesies parasit. Parasit tersebut menempel dan hidup lestari di sana. Tentu saja mola-mola bisa terganggu sehingga ikan ini akan melakukan pencucian tubuh dengan berenang naik ke perairan dangkal dan mengunjungi terumbu karang. Di sana kelompok-kelompok ikan mungil, seperti jenis bendera, kupu-kupu (Chaetodontidae), ataupun angelfishes, akan menyambutnya, memakan parasit yang menempel di tubuh mola-mola. Ini merupakan interaksi simbiosis mutualisme yang menguntungkan dan menjadi atraksi favorit bagi penyelam. Ikan mola-mola biasanya ditemukan di perairan hangat. Ikan ini tidak memiliki sirip ekor dan sebagai ganti fungsinya, ikan ini memiliki clavus yang terbentuk karena sirip punggung dan perut bawahnya yang teramat besar. Jarak dari ujung ke ujung kedua sirip tegak itu ada yang mencapai 3,2 meter. Fakta ini yang membuatnya mencatatkan diri sebagai ikan bertulang sejati terbesar di dunia (ikan hiu bertulang rawan).

Dengan menggolekkan satu sisi tubuhnya di permukaan seakan-akan sedang berjemur, mola-mola juga mengizinkan burung-burung laut mematuk-matuk parasit itu dari kulitnya. Kebiasaan satu ini yang memberinya nama populer sebagai sunfish. Kebiasaan lain mola-mola adalah gemar melompat-lompat hingga lebih dari 3 meter di atas permukaan air. Mola-mola tidak berbahaya bagi 

manusia. Mola-mola tidak liar dan mudah didekati penyelam ketika "gatal" di kulitnya sudah memuncak dan ia pergi mencari bantuan ke terumbu-terumbu karang.

Daging mola-mola dianggap sebagai makanan lezat di beberapa tempat seperti Taiwan dan Jepang. Semua bagian dari mola-mola dapat digunakan dalam masakan, dari sirip hingga ke organ internal. Beberapa bagian ikan ini juga digunakan dalam bidang obat tradisional.

Sumber : http://bpspl.kkp.go.id/ikan--mola---mola