Ikan merupakan protein hewani yang sangat berpotensi menjaga kesehatan tubuh manusia. Kementerian Pertanian dan Perikanan (KKP) terus menggelar berbagai penelitian untuk meningkatkan hasil budidaya ikan di Indonesia dengan sistem semiblended. Pelatihan yang baru saja digelar oleh KKP adalah budidaya magot yang merupakan pakan alternatif untuk ikan dan pelatihan diversifikasi olahan ikan.
Kedua pelatihan tersebut diharapkan mampu meningkatkan hasil budidaya ikan sehingga perekonomian para pembudidaya bisa meningkat.
Pelatihan budidaya magot diselenggarakan oleh Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Tegal pada 4—5 Agustus 2020. Ada 50 pelaku usaha dan kelompok tani yang berasal dari Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mengikuti pelatihan ini.
Pada 2019, angka konsumsi ikan nasional sudah cukup baik, yakni mencapai 54,49 kg/kapita. Namun, jumlah tersebut belum merata ke seluruh Indonesia, masih banyak wilayah yang angka konsumsinya jauh di bawah rata-rata. Ada banyak faktor yang menyebabkan ketidakmerataan angka konsumsi ikan. Salah satunya adalah kebutuhan ikan yang belum terpenuhi.
Oleh karena itu, masyarakat memerlukan pelatihan diversifikasi olahan ikan untuk meningkatkan minat konsumsi ikan. Namun, untuk memenuhi seluruh permintaan yang ada, pembudidaya di Indonesia masih terkendala dengan pakan yang mahal. Oleh karena itu, para pembudidaya seharusnya bisa mencari pakan alternatif yang jauh lebih murah tetapi sama-sama bernutrisi.
“Untuk itu, KKP memperkenalkan budidaya magot dengan larva lalat Black Soldier Fly (BSF) sebagai alternatif pakan ikan yang murah, bergizi tinggi, dan mudah dikembangkan,” lanjut Sjarief.
SUMBER : https://www.pertanianku.com/kkp-gelar-pelatihan-budidaya-magot-dan-diversifikasi-olahan-ikan/