Kabupaten Buleleng memiliki potensi sumberdaya perikanan dan kelautan cukup besar, yaitu sekitar 130 Ha untuk perikanan air tawar dan 1.050 Ha untuk perikanan laut. Namun potensi ini belum dimanfaatkan secara optimal.
Demikian juga tingkat konsumsi ikan di Kabupaten Buleleng masih dibawah target konsumsi ikan nasional (38 Kg/kapita/tahun) maupun Provinsi (33,00 Kg/kapita/tahun). Tahun 2014, Kabupaten Buleleng menargetkan konsumsi ikan sebesar 32,00 Kg/kapita/tahun dan tercapai sebesar 30,90 Kg/kapita/tahun. Kondisi ini jauh dibawah tingkat konsumsi ikan Negara ASEAN lainnya, seperti Malaysia (70 Kg/kapita/tahun) dan Singapura (48,9 Kg/kapita/tahun).
Rendahnya tingkat konsumsi ikan per kapita per tahun menunjukkan masih rendahnya budaya makan ikan. Masyarakat melupakan adanya sumber hewani yang kaya gizi berasal dari ikan dalam makanan sehari-hari, karena kebanyakan telah terbuai oleh kebiasaan mengkonsumsi makanan siap saji ( fast food/junk food ) yang berbahaya bagi kesehatan. Disamping itu, makanan-makanan berbahan baku ikan dianggap kurang bergengsi dibanding jenis makanan hewani lainnya.
Melihat kondisi tersebut, Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (Ditjen P2HP) Kementerian Kelautan dan Perikanan mencanangkan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) sebagai salah satu langkah untuk membangun kesadaran dan pemahaman manfaat makan ikan agar masyarakat makin mencintai dan menjadikan ikan segagai menu utama.
PENTINGNYA MAKAN IKAN
Ikan merupakan makanan yang memiliki kandungan gizi tinggi dan dapat menambah kecerdasan otak, selain rasanya yang enak. Makan ikan dapat menurunkan resiko penyakit degeneratif seperti jantung coroner, tekanan darah tinggi, stroke dan kanker.
Kandungan protein pada ikan juga sangat baik. Berdasarkan penelitian para ahli ditemukan bahwa mutu protein ikan setingkat dengan protein daging, sedikit dibawah telur dan diatas protein serealia dan kacang-kacangan. Kandungan asam amino ikan dapat juga meningkatkan mutu protein pangan lain. Misalnya, nasi memiliki kadar asam amino lisin rendah, tetapi ikan mempunyai kadar lisin tinggi, jadi dengan mengkonsumsi nasi dengan lauk ikan akan saling melengkapi.
Ikan laut kaya akan lemak, vitamin , dan mineral, sedangkan ikan tawar banyak mengandung karbohidrat. Ikan laut memiliki kandungan yodium tinggi, mencapai 830 micro gram. Berbeda dengan daging yang hanya memiliki 50 micro gram dan telur memiliki 93 micro gram. Selain itu, ikan laut mengandung omega 3 yang bermanfaat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Jadi, sering mengkonsumsi ikan laut dapat membantu mencegah terjadinya aterosklerosis dan penyakit jantung.
Adapun asam lemak omega 3 dan omega 6 pada ikan dapat meningkatkan keerdasan. Asam lemak ini juga sangat membantu bagi ibu hamil yang dapat membentuk otot janin. Minyak hati ikan laut juga menjadi sumber vitamin A dan D. Vitamin A yang ada dalam minyak ikan termasuk yang mudah diserap. Dengan pemberian minyak hati ikan pada balita bisa mencukupi kebutuhan vitamin A dan D, serta omega 3. Ikan laut juga banyak mengandung flour, sehingga dapat menguatkan gigi anak-anak.
Tabel 1. Kandungan Gizi pada Organ Ikan
No |
Organ |
Kandungan |
Fungsi |
1 |
Kepala dan Mata |
Polyscharida |
Mengontrol aliran darah dan kulit |
2 |
Duri |
Kalsium dan Kolagen |
Pertumbuhan tulang, kekenyalan kulit |
3 |
Daging |
Protein dan Vitamin |
Pengatur tubuh |
4 |
Kulit |
Vitamin A dan B2 |
Kesehatan mata |
5 |
Isi perut khususnya dalam lemak dibawah kulit |
Eichosa Pentanenoic Acid (FPA) |
Mencegah penyempitan aliran dari jantung serta menurunkan kolesterol |
Sumber : Ditjen P2HP KKP