Siapa yang tidak mengenal tumbuhan pisang (Musa paradisiaca)?. Tumbuhan ini telah lama dibudidayakan sebagai tanaman pertanian rakyat di Indonesia dan telah banyak produknya yang menjadi ciri khas panganan di berbagai daerah di nusantara. Bahkan pisang sering menjadi salah satu buah wajib maupun sebagai ikon dalam ritual-ritual adat yang diselenggarakan oleh berbagai suku bangsa di Indonesia. Namun, tidak banyak dari kita yang tahu apa manfaat batang pisang selain untuk pagelaran wayang ataupun untuk membuat rakit.
Baru-baru ini sebuah penelitian menarik yang dilakukaan oleh seorang mahasiswa akuakultur IPB telah mengungkapkan bahwa, batang pisang dapat memberikan manfaat yang besar bagi sebuah usaha budidaya ikan. Lilis Nurjanah (dibimbing oleh Dr. Sri Nuryati, Dr. Alimuddin, dan Dr. Kukuh Nirmala) berusaha menguak potensi batang pisang yang selama ini belum dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat. Dengan mengambil hewan uji ikan nila, Lilis membuktikan bahwa batang pisang mampu menekan patogenisitas bakteri Streptococcus agalactiae yang merupakan patogen utama dan telah menjadi faktor menakutkan bagi sebagian besar pembudidaya ikan di Indonesia. Tidak itu saja, batang pisang juga meningkatkan respon imunitas non spesifik pada ikan nila sehingga dapat dikategorikan sebagai imunostimulan bagi ikan. Penelitian ini berangkat dari fenomena yang ada dibeberapa pembudidaya ikan dimana mereka mendapati ikan yang kolamnya ditambahkan dengan gedebok (batang) memiliki tingkat kehidupan yang lebih baik dibandingkan dengan kolam yang tidak diberikan gedebok. Hanya saja, dikarenakan terbatas pada pengalaman empiris maka tidak diketahui berapa banyak batang pisang yang harus diberikan, seberapa sering, dan apa efeknya bagi ikan maupun patogen. Oleh sebab itulah, mahasiswa program master pada prodi Ilmu Akuakultur tersebut melakukan penelitian untuk mendapatkan frekwensi, dan dosis batang pisang yang tepat untuk diaplikasikan oleh pembudidaya ikan nila.
Dengan menggunakan batang pisang ambon yang dicacah, Lilis membagi perlakuannya berdasarkan beberapa konsentrasi dan frekwensi penggantian cacahan. Perlakuan rendaman dilakukan selama 13 hari, selanjutnya ikan diuji tantang untuk melihat pengaruhnya terhadap keganasan patogen dan kelangsungan hidup ikan. Untuk memperkuat penelitiannya, data respon imunitas seperti sel darah putih, respiratory burst, aktifitas lisozyme, indeks dan nilai fagositosis serta pertumbuhan dikumpulkan untuk dianalisis. Lilis Nurjanah yang baru saja melaksanakan wisuda kelulusan pada Tahun 2017 tersebut mengungkapkan , ” Tidak ada pengaruh buruk perendaman cacahan batang pisang ke dalam kolam ikan terhadap kelangsungan hidup ikan. Seluruh ikan dalam perlakuan hidup seratus persen. Pengaruhnya akan terlihat setelah ikan diuji tantang dengan patogen S. agalactiae, dimana ikan yang diberi cacahan batang pisang di kolamnya hidup lebih banyak hingga mencapai 85% lebih dibandingkan ikan dari kolam kontrol yang hanya mencapai 40%. Ini menarik !, dan satu lagi, ternyata nilai yang tinggi tersebut didapatkan dari perlakuan tanpa penggantian cacahan batang pisang, jadi jelas akan meringankan petani ” imbuhnya.
Sumber :http://bdp.fpik.ipb.ac.id/