Kementerian Pertanian telah mencanangkan swasembada bawang putih pada 2024 mendatang melalui Kebijakan Wajib Tanam dan alokasi anggaran APBN. Kementan bersama Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) tengah melakukan riset untuk mendukung swasembada bawang putih melalui Riset Pengembangan Inovasi Kolaboratif (RPIK) bawang putih di beberapa sentra pengembangan. Dilansir dari litbang.pertanian.go.id, tanam perdana kegiatan RPIK bawang putih telah dilakukan di Banjar Batu Seta, Kabupaten Tabanan Bali oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura (Puslitbanghorti) dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali.
Dikatakan bahwa permasalahan utama dari bawang putih lokal adalah produktivitas yang rendah, siung kecil dan ukuran umbi kecil menjadikannya sulit dikupas sehingga kurang diminati konsumen, performa atau penampakan secara fisiknya kurang bagus, efisiensi produksi rendah, harga relatif rendah, serta kurang mampu bersaing di pasar.
Sementara itu, bawang putih impor yang selama ini beredar di pasar memiliki karakter produktivitas yang tinggi, siung dan umbinya besar sehingga lebih diminati oleh konsumen, performa secara fisik lebih bagus, efisiensi produksi tinggi karena diusahakan secara intensif pada skala ekonomi, harga lebih rendah, serta mampu bersaing di pasar.Kegiatan RPIK bawang putih yang tengah berlangsung bertujuan mendapatkan produk bawang putih dengan ukuran besar sekitar 5—7 cm atau produktivitas lebih dari 20 ton/hektare.
Beberapa upaya yang sudah dilakukan di antaranya merekayasa varietas umbi besar dan teknologi perbanyakan benih, merekayasa teknologi perbanyakan benih melalui somatic embryogenesis, rekomendasi pengembangan bawang putih di Indonesia, dan model pengembangan inovasi proliga (produksi lipat ganda).
Selain itu, RPIK juga dikembangkan melalui demfarm teknik proliga dengan best practice budidaya serta menggunakan varietas unggul seperti Lumbu Hijau dan Tawangmangu Baru pada lahan seluas 6 hektare di Kecamatan Baturiti dan Jatiluweh Kabupaten Tabanan Bali. Teknik tersebut diharapkan mampu menghasilkan bawang putih berumbi besar dengan tingkat produktivitas yang tinggi sehingga bawang putih lokal mampu bersaing. Selain itu, saat ini juga tengah dilakukan perbaikan varietas unggul bawang putih di dataran tinggi dan menengah dengan beberapa perlakuan hormon pengatur zat tumbuh, mulsa tanah, dan teknik perbanyakan benih nonkonvensional dengan cepat.
Lebih lanjut, pemerintah juga melakukan analisis kebijakan pengembangan bawang putih melalui survei pemasaran dan perdagangan bawang putih impor serta menelusuri program APBN pengembangan bawang putih yang sudah dimulai sejak 2015 hingga 2021.
Sumber : https://www.pertanianku.com/kementan-dan-balitbangtan-kembangkan-riset-guna-mencapai-swasembada-bawang-putih/