Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menganggarkan biaya sebesar Rp 250 miliar untuk membuat kawasan tambak udang raksasa (Shrimp Estate). Anggaran tersebut telah dimasukkan ke dalam rencana anggaran KKP 2022 mendatang dan masuk dalam program kegiatan prioritas KKP.
"Kegiatan prioritas Ditjen Perikanan Budidaya antara lain revitalisasi kawasan tambak udang dan bandeng, pembangunan kawasan budidaya tambak udang (Shrimp Estate), kampung perikanan budidaya, sarana budidaya, pakan mandiri dan bantuan teknis," ujar Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono saat menjabarkan rencana kegiatan dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI, Kamis (24/6/2021).
Dia mengatakan, dalam proses pembangunan Shrimp Estate pihaknya tengah menyiapkan master plan sampai 2024 mendatang. Nantinya, kawasan tersebut akan menjadi sentra tombak ikan terbesar yang ada di Indonesia. "Ini saya sampaikan secara umum saja tapi nanti saya siapkan secara tertulis. Shrimp estate, kami sedang menyiapkan master plan sampai 2024," ujarnya. Trenggono pun sempat menyinggung soal nilai tukar nelayan (NTN) nusantara yang masih kecil. Pada Bappenas, dia mengutarakan NTN harus berada di kisaran 140-160 melalui program Shrimp Estate dan sempat mencontoh pada negara Mesir. "Saya lempar dulu Shrimp estate itu adalah suatu tambak besar, yang kalau bapak lihat itu di Mesir ada evergreen egypt, 1.200 hektar hasilnya 25 ribu ton per siklus, Rp 1,6 triliun kalau dirupiahkan. Maksundnya bagaimana kalau diatasnya itu adalah para petambak yang ada," ujarnya,
Trenggono menjelaskan, formulasi yang disiapkan pada Shrimp Estate nantinya terdiri dari instalasi pengelolaan air limbah (ipal), tandon, saluran irigasi, pakan, hatchery, hingga laboratorium. Dia membayangkan, seluruh kegiatan para petambak akan tersentral dalam satu kawasan. "Kita cari formulasi, tambah yang sudah ada di evaluasi dan yang rusak contohnya di Pantura nggak bisa (maka) harus di geser, harus dirubah karena lingkungannya terlanjur rusak, revitalisasi itu dari awal. Menyiapkan ipal, tandon, irigasi, pakan, laboratorium di situ, ini model yang akan kita buat. Jadi apakah nanti menurut perhitungan kita yang punya lahan kita gaji dan hasilnya kita bagi setelah dikurangi biaya infrastruktur," jelasnya.
"Best practice-nya cost perkilo kalo udang itu Rp 30 ribu, kita ini masih fluktuasi ada yang 40 dan 50, untuk detail saya kira setelah ini jadi dengan matang kita diskusikan. Apabila ini menurut anggota dewan bagus untuk menjadi model kita akan jalankan," pungkasnya.
Sekedar diketahui, KKP sebelumnya berencana membangun kawasan pangan udang (Shrimp Estate) di Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh. Dia mengusulkan shrimp estate dibangun di lahan seluas 5.000 sampai 10.000 hektare (Ha).
Sumber : https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5618575/trenggono-mau-bangun-tambak-udang-raksasa-rp-250-miliar