(0362) 21440
dkpp@bulelengkab.go.id
Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan

Prospek Cerah Komoditas Porang Sebagai Masa Depan Indonesia

Admin dkpp | 08 Juni 2021 | 346 kali

 Porang telah menjadi buah bibir di kalangan masyarakat. Banyak petani yang mulai tertarik ingin menanam komoditas ini karena permintaannya sangat menggiurkan. Selasa (25/5), PT Agricon bersama Ikatan Keluarga Alumni Proteksi Tanaman (IKPT) Unhas mengadakan webinar yang bertajuk Prospek Tanaman Porang untuk Kesejahteraan Petani di Indonesia. Webinar tersebut dibuka oleh sambutan dari Senior Vice President PT Agricon Harlan Bengardi dan Kepala Pusat Karantina Tumbuhan/Ketua IKAPT Unhas Adnan. Animo masyarakat terhadap webinar terbilang cukup tinggi. Hal ini terbukti dari banyaknya peserta yang hadir menyaksikannya secara daring melalui Zoom Meeting ataupun live streaming YouTube.

Direktur Aneka Kacang dan Umbi Kementerian Pertanian Amiruddin Pohan menyampaikan bahwa porang merupakan komoditas baru yang dipegang oleh Kementerian Pertanian sejak 2020, khususnya di Direktorat Tanaman Pangan dan lebih khusus lagi di Direktorat Aneka Kacang dan Umbi.

 

Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo telah menetapkan tanaman porang sebagai komoditas yang masuk dalam program gerakan tiga kali lipat ekspor (Gratieks).  Sejalan dengan arahan Mentan SYL, Amiruddin memaparkan beberapa target terhadap komoditas tanaman porang untuk periode 2020 hingga 2024.

“Kurang lebih 2024 itu target kita bisa minimal 100.000 hektare sehingga ekspor kita bisa 92.000 ton dalam bentuk chips,” ujar Amiruddin.

Amiruddin menjelaskan metode-metode yang akan digunakan untuk mencapai target 100.000 hektare luas tanam, di antaranya melakukan pemetaan lokasi sentra kawasan, kemudian meningkatkan aspek perbenihan dari katak, umbi, biji bunga, dan kultur jaringan.

Metode berikutnya ialah pelatihan dan penampingan yang akan dilakukan oleh Kostratrani dan kemitraan. Kemudian yang tidak kalah penting adalah pembiayaan yang akan dilakukan melalui KUR, investor, swadaya, dan pelaku usaha. Metode terakhir yang akan dilakukan ialah hilirisasi yang dapat di-takeover oleh perindustrian dan Kementerian Perdagangan. Saat ini jumlah negara tujuan ekspor komoditas porang semakin meningkat. Awalnya, negara tujuan ekspor komoditas ini hanya Pakistan, Malaysia, Kamboja, dan Bangladesh. Namun, sudah ada beberapa negara lain yang akan menyusul sebagai negara tujuan ekspor, di antaranya Vietnam, Cina, Thailand, Taiwan, Korea Selatan, Jepang, dan Hongkong. Bahkan, Australia sudah mulai tertarik dengan produk porang dalam bentuk olahan tepung.

Analis Perkarantinaan Tumbuhan Madya Pusat Karantina Tumbuhan Abdul Rahman menjelaskan bahwa porang yang akan diekspor harus memenuhi beberapa persyaratan umum terlebih dahulu.

“Harus ada sertifikat karantina, sertifikat kesehatan tumbuhan namanya PC, kemudian melalui tempat pengeluaran yang ditetapkan. Tidak boleh sembarang orang mengeluarkan, harus melalui pelabuhan-pelabuhan resmi yang sudah ditetapkan. Kemudian yang ketiga melaporkan dan menyerahkan kepada petugas karantina untuk diperiksa dan memastikan bahwa porang kita ini bisa diterima di negara tujuan,” papar Rahman.

Rahman juga menjelaskan hal menarik dari porang, yakni berupa kandungan glukomanan yang terbilang cukup tinggi dibanding jenis umbi-umbian lainnya. Dengan begitu, umbi ini dapat digunakan sebagai bahan baku pembuat lem, mi, kosmetik, beras, edible film, penguat kertas, dan roti.

“Jadi nanti suatu saat kita makan roti dari porang. Apa kelebihannya, karena dia tidak mengandung karbohidrat tinggi. Jadi rendah karbohidrat. Ini cocok sekali untuk orang-orang yang tengah program diet atau penyakit gula,” tutur Rahman.

Petani Porang P3KT Temang Dwi Harto Putro yang turut hadir sebagai narasumber dalam webinar tersebut membagikan beberapa langkah bagi petani pemula yang tertarik untuk menanam komoditas ini. “Jangan tergantung sama luas lahan yang kita punya, tapi kita siapkan dulu anggarannya. Kita anggaran punya berapa dan bisa menyediakan pupuk berapa, tenaga kerja kita berapa kemudian persiapan lahan dan penyajian bibit. Baru nanti penanaman, perawatan, pemeliharaan, dan panen,” papar Temang.

Sumber : https://www.pertanianku.com/prospek-cerah-komoditas-porang-sebagai-masa-depan-indonesia/