Umumnya, petani perlu menanam benih setelah padi dipanen, kemudian benih akan tumbuh menjadi padi. Saat ini sudah ada teknologi yang bernama salibu, inovasi teknologi yang dapat membuat petani tidak perlu menanam benih padi setiap kali masa tanam.
Salibu merupakan teknologi budidaya padi yang memanfaatkan batang bawah setelah panen sebagai penghasil anakan yang akan dipelihara menjadi tanaman baru. Artinya, anakan tersebut berperan sebagai pengganti bibit pada sistem tanam pindah.
Dilansir dari laman cybex.pertanian.go.id, berikut ini beberapa manfaat teknologi salibu yang dapat dirasakan oleh petani.
Pada teknologi salibu, tanaman padi yang sudah dipanen dengan cara ditebas atau dipangkas dapat memunculkan tunas baru dari buku yang ada di dalam tanah. Tunas tersebut akan mengeluarkan akar baru sehingga suplai hara tidak bergantung pada batang lama.
Padi salibu berbeda dengan padi ratun. Ratun adalah padi yang tumbuh dari batang sisa panen tanpa dilakukan pemangkasan batang. Tunas baru akan muncul pada buku paling atas sehingga suplai hara masih bergantung pada batang lama.
Pertumbuhan tunas pada sisa tanaman padi bergantung ketersediaan air tanah. Oleh karena itu, kondisi air tanah saat panen sebaiknya dalam keadaan kapasitas lapangan. Kebutuhan unsur hara selama masa pertumbuhan anakan padi salibu perlu dipenuhi dari pemupukan, terutama untuk unsur hara nitrogen.
Unsur hara nitrogen merupakan komponen utama dalam sintesis protein sehingga unsur ini sangat dibutuhkan oleh tanaman selama masa pertumbuhan vegetatif, khususnya saat proses pembelahan sel. Tanaman yang mendapatkan cukup unsur nitrogen akan menghasilkan daun berwarna hijau tua dan lebar serta fotosintesis berjalan baik.
Proses budidaya salibu sangat dipengaruhi oleh tingginya pemotongan batang sisa panen, varietas, kondisi air tanah saat panen, dan pemupukan.
SUMBER : https://www.pertanianku.com/budidaya-padi-tanpa-benih-cukup-tanam-sekali-panen-berkali-kali/