Belakangan ini banyak tantangan yang membuat persediaan pangan mengalami gangguan. Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Suwandi, mengatakan, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meminta jajarannya untuk tetap waspada di tengah krisis global. Indonesia harus mampu menyediakan pangan untuk kebutuhan secara mandiri. Itu sebabnya, Kementan terus memacu peningkatan produksi pangan di berbagai daerah sebagai salah satu strategi menjaga ketersediaan bahan pangan.
“Pelajaran bagi petani semua untuk mulai menggunakan praktek-praktek budidaya yang efisien, yang lebih murah dan tentunya lebih ramah lingkungan. Untuk lahan 1 hektare, kita hanya memerlukan urea 25 kg dan NPK 100 kg. Lainnya bisa dipenuhi dengan pupuk kompos atau pupuk organik. Mulailah kurangi penggunaan pupuk kimia secara bertahap, gunakan pupuk organik dan pupuk hayati untuk pertanian yang lebih baik,” terang Suwandi seperti dilansir dari laman pertanian.go.id.
Suwandi mengatakan, petani harus mulai menerapkan cara-cara baru dalam usaha tani. Pasalnya, sektor pertanian sedang dihadapkan pada berbagai tantangan besar yang berpotensi mengganggu keseimbangan persediaan bahan pangan. Tantangan pertama yang sudah berlangsung sejak 2020 adalah pandemi Covid-19 yang belum selesai.
Tantangan selanjutnya yang sedang menghadang sektor pertanian adalah ancaman iklim ekstrem yang dapat berpengaruh langsung terhadap produksi. Selanjutnya, perselisihan Ukraina dan Rusia yang berdampak pada naiknya harga-harga di pasar global, termasuk harga pupuk dan sarana produksi lainnya.
“Selanjutnya terkait impor produk tanaman pangan, kita bisa mengatasi dengan substitusi impor. Impor gandum substitusinya bisa dengan umbi-umbian. Ditambah lagi saat ini singkong untuk ekspor dan produk turunannya angkanya terus meningkat,” tutur Suwandi.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Utara, Bahruddin Siregar, memaparkan beberapa strategi yang akan dilakukan oleh Kementan. Strategi tersebut adalah meningkatkan luas tanam dengan optimalisasi lahan dan meningkatkan indeks pertanaman serta perbaikan sistem budidaya. Strategi selanjtunya yang tidak kalah penting adalah pengembangan sistem pertanian terintegrasi.
“Strategi ini harus ditopang dengan peningkatan kapasitas SDM pertanian, baik petugas maupun petaninya,” kata Bahruddin.
Senada dengan Bahruddin, Khadijah El Ramija dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, mengatakan, peningkatan SDM sangat penting untuk mengimplementasikan inovasi, sarana, dan prasarana dengan baik dan benar.
“Sejalan dengan revolusi industri 4.0, pertanian Indonesia juga berkembang ke arah pertanian modern yang memiliki karakteristik berproduksi mendekati potensi hasil, bernilai ekonomi tinggi, ramah lingkungan dan berkelanjutan sehingga pertanian modern ini mampu merespons dinamika lingkungan global seperti guncangan ekonomi global, perubahan iklim, bencana alam, maupun bencana wabah,” tutur Khadijah.
Sumber : https://www.pertanianku.com/strategi-kementan-tingkatkan-produksi-pangan/