Belakangan ini intensitas curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia sedang tinggi. Intensitas curah hujan yang tinggi menyebabkan unsur hara di dalam tanah tercuci, kemudian menyebabkan tanah menjadi lebih masam. Hal tersebut disebabkan oleh tingginya kadar Al (alumunium), Cu (tembaga), dan Fe (besi). Kondisi pH tanah tersebut tentunya tidak baik untuk tanaman dan harus diperbaiki dengan kapur pertanian. Kapur pertanian sudah terkenal berfungsi untuk menambah tingkat pH tanah dari tanah yang masam menjadi netral. Kadar pH menjadi salah satu faktor penting yang memengaruhi keberhasilan dalam budidaya. Oleh karena itu, Anda perlu memerhatikan kadar pH tanah yang digunakan secara berkala.
Pada umumnya manfaat kapur pertanian adalah untuk menaikkan pH tanah, menambah unsur Ca dan Mg, menambah ketersediaan unsur P dan Mo, mengurangi risko keracunan Fe, Mn, dan Al, memperbaiki struktur dan tekstur tanah, serta memperbaiki sifat biologis tanah.
Sebelum memberikan kapur, Anda perlu menghitung pH tanah terlebih dahulu, kemudian cari selisih dengan pH tanah yang netral. Dengan mengetahui selisih tersebut, Anda bisa lebih mudah menentukan berapa banyak kapur yang akan digunakan.
Untuk selisih 1 poin pH, Anda memerlukan 2 ton kapur pertanian per hektare. Setelah itu, Anda tinggal menghitung jumlah kapur pertanian yang dibutuhkan dengan panduan kebutuhan standar kapur pertanian untuk satu hektare lahan. Namun, pemberian kapur pertanian tidak boleh dilakukan secara berlebihan karena akan menyebabkan dampak buruk terhadap tanaman. Dampak yang dapat ditimbulkan antara lain kekurangan besi, mangan, seng, dan tembaga. Seluruh senyawa tersebut dibutuhkan oleh tanah untuk proses fisiologis.
Jika pengapuran yang dilakukan berlebihan, seluruh senyawa tersebut akan terikat erat atau bersenyawa sehingga tanaman tidak bisa lagi menyerap kandungan tersebut. Tentu saja kondisi tersebut malah akan menghambat pertumbuhan tanaman.
Pengapuran secara berlebihan juga menyebabkan kadar fosfat (P) di dalam tanah berkurang karena terbentuknya komplek kalsium fosfat yang tidak larut. Kondisi tersebut menyebabkan penyerapan kadar fosfat (P) oleh tanaman menjadi lebih sulit.
Sumber : https://www.pertanianku.com/mengembalikan-ph-tanah-setelah-hujan-dengan-kapur-pertanian/