Ada dua metode yang lazim digunakan untuk menetaskan artemia sebelum digunakan sebagai pakan alami udang, yaitu penetasan dekapsulasi (penghilangan cangkang) dan penetasan tanpa dekapsulasi. Berikut ini penjelasan metode penetasan artemia.
Penetasan tanpa dekapsulasi
Proses penetasan tanpa dekapsulasi lebih sederhana dibanding metode dekapsulasi. Metode penetasan ini disebut sebagai penetasan langsung. Prosesnya dimulai dengan memasukkan kista atau telur artemia ke dalam air laut, lalu didiamkan selama 24 jam. Biasanya, setelah 12—20 jam, cangkang akan retak dan pecah, lalu diikuti dengan keluarnya nauplii yang menggantung pada permukaan bagian bawah cangkang.
Setelah beberapa saat, nauplii akan lepas sepenuhnya dari cangkang dan berenang bebas di dalam kolam air. Artemia yang sudah menetas dikumpulkan dengan menggunakan serokan untuk selanjutnya dimasukkan ke bak pembenihan udang.
Untuk udang air tawar, artemia dapat digunakan sebagai pakan sejak larva udang air tawar menetas. Sementara itu, untuk udang penaeus, artemia hanya bisa digunakan sebagai pakan saat larva udang memasuki fase F3.
Penetasan dekapsulasi
Metode dekapsulasi kista artemia adalah proses penghilangan cangkang kista menggunakan larutan hipokhlorit. Larutan tersebut akan memecahkan dinding sel kista sehingga terpisah dari telur artemia. Dekapsulasi memberikan beberapa keuntungan untuk pembudidaya sebagai berikut.
sumber : https://www.pertanianku.com/memahami-metode-penetasan-artemia-sebagai-pakan-alami-udang/