(0362) 21440
dkpp@bulelengkab.go.id
Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan

Wisata Bahari Berbasis Konservasi “Blue Ocean”

Admin dkpp | 07 Desember 2015 | 949 kali

Kabupaten Buleleng memiliki panjang pantai 157 Km dengan dibagi menjadi 3 wilayah Kawasan Konservasi, dimana hal tersebut sangat menunjang untuk pengembangan wisata bahari. Radio Republik Indonesia bekerjasama dengan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Buleleng, Sabtu (5/12/2015) di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Sangsit  Kecamatan Sawan  Buleleng  menggelar interaktif “Blue Ocean” dengan topik Wisata Bahari Berbasis Konservasi.

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Nyoman Sutrisna dalam kesempatannya menjelaskan pentingnya kawasan konservasi dalam kaitannya untuk penyediaan objek wisata yang nantinya akan dikemas dan dikembangkan oleh Dinas Pariwisata seperti kawasan konservasi bagian barat dengan Pemuterannya, bagian Tengah dengan Lovina dan bagian Timur dengan Desa Les, Bondalem dan Tejakula.

Bapak Agung Prana salah satu penggiat konservasi yang juga merupakan ketua Yayasan Karang Lestari di Ds. Pemuteran menjelaskan bahwa peran serta masyarakat sangat penting dalam pengembangan konservasi. Oleh karena itu ketika melihat kondisi pantai yang sudah sangat rusak, Agung Prana berusaha mengajak masyarakat untuk bersama-sama membangun Pemuteran. Salah satunya adalah dengan melakukan rehabilitasi terumbu karang yang sudah rusak dan bersama-sama melaksanakan konservasi untuk tetap menjaga keberlangsungan kehidupan terumbu karang dengan memanfaatkan teknologi Biorock. Perjuangannya tidak sia-sia terlihat dari berkembangnya wisata di daerah Pemuteran sebagai salah satu objek wisata berbasis wisata bahari.

Sama halnya dengan Pemuteran, Desa Les juga memiliki sejarah kelam tentang kerusakan pantai yang sanagta parah akibat ulah masyarakat itu sendiri. Kontribusi masyarakat desa di Les merubah keadaan pantai dari yang mengalami kerusakan menjadi kawasan pantai yang memiliki daya tarik wisata bahari yang unik. Pengembangan wisata di Desa Les sejauh ini dirasa masih kurang digarap pemerintah, diharapkan agar ada regulasi yang mengatur tentang potensi wisata bahari khususnya di Buleleng.

Ketua PHRI Bapak Dewa Suardipa juga sangat mendukung kegiatan Pariwisata berbasis Konservasi dengan perpaduan nelayan, pemerintah dan swasta.

“Untuk mendukung pembangunan sektor pariwisata tentunya harus dimulai dari diri sendiri. Bagaimana menjaga laut sebagai sumber mata pencaharian para nelayan yang juga menjanjikan untuk pelaku pariwisata khususnya wisata bahari,” ungkap Dewa Ketut Suardipa. (renni)