Ubi ungu merupakan komoditas pangan yang mengandung antosianin yang mampu meningkatkan produksi anti-oksidan dalam tubuh. Anti-oksidan sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk meningkatkan daya tahan atau kekebalan tubuh. Hal tersebut dikarenakan anti-oksidan berfungsi untuk memecahkan senyawa-senyawa yang beracun sehingga tubuh tidak mudah jatuh sakit.
Untuk mendukung ketersediaan ubi jalar ungu yang dinilai bagus meningkatkan sistem kekebalan tubuh, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) sudah melepas tiga varietas yang kaya akan antosianin, yaitu varietas Antin 1 pada 2013, Antin 2, dan Antin 3 pada 2014.
Ketiga varietas tersebut memiliki kandungan antosianin yang tinggi. Namun, Antin 3 memiliki antosianin yang lebih tinggi dibanding Antin 1 dan 2, yakni sebesar 150,7 mg/100 gram (bb).
“Ubi ungu varietas Antin 3 adalah varietas unggulan yang bermanfaat untuk kesehatan karena mengandung kadar antosianinnya tinggi, lebih tinggi dari varietas yang berasal dari Jepang, yaitu varietas Ayamurasaki,” ujar Dr Yuliantoro.
Varietas Antin 3 selain mampu menghasilkan senyawa antosianin yang tinggi juga mampu menghasilkan produktivitas yang tinggi sekitar 30,6 ton/hektare dan umur panennya hanya sekitar 4—4,5 bulan.
Kandungan gizi yang dimiliki oleh ubi ungu Antin 3 adalah bahan kering sekitar 31,3 persen, serat lebih kurang 1,1 persen, protein lebih kurang 0,6 persen, gula total lebih kurang 0,9 persen, pati lebih kurang 18,2 persen, vitamin C lebih kurang 20,1 mg/100 gram.
Keunggulan lainnya yang dimiliki oleh ubi Antin 3 adalah tahan terhadap penyakit kudis, hama boleng, dan toleran terhadap kondisi kekeringan. Ubi ini cocok untuk ditanam pada lahan tegalan atau sawah. Oleh karena itu, cocok untuk dijadikan tanaman pengganti setelah musim panen padi.