(0362) 21440
dkpp@bulelengkab.go.id
Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan

Tanam Ubi Kayu di Bawah Pohon Jati Solusi Jitu untuk Meningkatkan Keuntungan

Admin dkpp | 10 Februari 2020 | 509 kali

Ubi kayu merupakan salah satu komoditas pangan yang memiliki segudang manfaat. Tidak hanya sebagai bahan pangan, tetapi ubi kayu juga sering dimanfaatkan sebagai bahan baku industri, seperti kosmetik, biofarma, dan lain-lain. 

Namun, sayangnya lahan perkebunan untuk komoditas ini semakin berkurang sehingga produksi ubi kayu semakin menurun. luas lahan perkebunan komoditas ini menurun seluas 200 ribu hektare. Hal tersebut berdampak pada volume produksi yang juga berkurang hingga tiga juta ton.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) mulai melakukan suatu inovasi untuk meningkatkan kembali hasil produksi ubi kayu. Salah satunya adalah dengan mencoba memanfaatkan lahan lorong pohon jati yang biasanya tidak digunakan.

Balitbangtan telah melakukan penelitian percobaan di kawasan Perum Perhutani KPH Blora, di Desa Bogem, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Percobaan yang dilakukan oleh Balitbangtan adalah dengan menanam 5 varietas ubi kayu yang berbeda, yaitu Adira 4, Malang 4, Lirbang Uk 2, Cecek Ijo (lokal), dan UJ 5.

Kelima varietas ubi tersebut ditanam di bawah naungan pohon jati yang sudah berumur dua tahun. Penelitian tersebut bertujuan mencari varietas yang tepat ditanam di bawah naungan pohon jati. Mengingat keberadaan pohon jati di sekitar perkebunan ubi juga akan berdampak pada hasil produksi sekitar 40—60 persen.

Ubi yang ditanam di bawah naungan pohon jati dirawat seperti biasa, yakni dengan pemberian pupuk urea, SP-36 dan KCL yang diberikan pada saat tanam, dan sisanya diberikan pada saat tanaman berumur tiga bulan.

Kondisi tanah pada perkebunan pohon jati terbilang beragam. Ada yang dangkal berbatu dan kemiringan lahan sekitar 10—15 persen. Jarak tanam pohon jati yang digunakan adalah 3 m × 3 m. Setiap lorong di antara pohon jati akan dibuat dua guludan dengan jarak antar guludan sekitar 100 cm. Populasi ubi kayu yang dapat ditanam pada lahan tersebut sebanyak 7.500 ubi kayu per hektare. 

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan oleh Balitbangtan menunjukkan bahwa varietas Malang 4 dan Adira 4 menghasilkan panen yang lebih banyak bila dibandingkan dengan 3 varietas lainnya, yakni sekitar 32 ton/hektare dan 28 ton/hektare.

Pemerintah berharap dengan hadirnya inovasi ini dapat meningkatkan kembali produksi ubi kayu untuk memperkuat ketahanan pangan nasional. Selain itu, menjadi salah satu sumber penghasilan tambahan bagi para petani kayu jati.

Sumber : https://www.pertanianku.com/tanam-ubi-kayu-di-bawah-pohon-jati-solusi-jitu-untuk-meningkatkan-keuntungan/