Sektor pertanian juga mengalami dampak dari pandemi Covid-19 yang masih berlangsung. Salah satu masalah yang ditimbulkan selama masa pandemi ini adalah supplier, konsumen, dan masalah distribusi. Efek dari pandemi ini memang sudah dirasakan hampir di seluruh sektor.
Menanggapi permasalahan yang sedang dirasakan oleh para petani, Direktorat Jenderal (Ditjen) Hortikultura Kementerian Pertanian membuat perjanjian yang tertuang dan MoU atau nota kesepahaman antara Kementan, Kedai Sayur (startup e-commerce pertanian) dan Sub Terminal Agribisnis (STA) Cigombong Kabupaten Cianjur.
Direktorat Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto mengatakan bahwa MoU tersebut merupakan upaya dari pemerintah untuk mengatasi permasalahan distribusi pangan yang sedang dirasakan. Sebelumnya, Kementan sedang gencar menggandeng berbagai e-commerce untuk memasarkan produk pertanian dan peternakan.
Dalam MoU tersebut terdapat poin penting berupa kesiapan Kementan untuk membantu distribusi komoditas hortikultura seperti sayuran. Menurut Prihasto, jalur distribusi dari hulu hingga ke hilir merupakan jalur vital yang harus ditangani dengan tepat. Hal ini dikarenakan akan memengaruhi harga komoditas di pasaran.
“Termasuk masalah cost penyimpanan. Kami ingin ada win-win solutions. Petani, konsumen, maupun supplier mendapat harga yang wajar,” jelas Prihasto.
MoU yang sudah disepakati oleh kedua belah pihak merupakan pilot project yang akan berlangsung di Jawa Barat. Harapannya, sinergi antara Kementan dan e-commerce pertanian dapat menular ke daerah-daerah lain sehingga bisa membantu para petani di daerah untuk mendistribusikan hasil pangan yang sudah dipanen.
“Insya Allah anggarannya sudah disiapkan. Kita akan terus fokus untuk membela petani dan kepentingan rakyat,” tegas Prihasto.
Kedai Sayur merupakan e-commerce pertanian yang sudah bermitra dengan para petani di sejumlah daerah. Hasil panen yang didapatkan oleh para petani dijual secara daring kepada konsumen. Tentu saja hal ini bisa menjadi solusi yang tepat di masa seperti ini dan sangat berpotensi dikembangkan lebih optimal.
Sementara, STA Cigombong merupakan lokasi utama penampungan hasil panen yang didapatkan oleh petani di Kabupaten Cianjur. Saat ini STA Cigombong juga sudah menjadi mitra dari Kedai Sayur. Kepala STA Cigombong, Sandi Okta, mengapresiasi upaya yang sudah diambil oleh Kementan. Menurut Sandi, aspek penting yang harus terus diperhatikan adalah masalah distribusi.
Sandi mengatakan tiap harinya STA menampung 150 ton komoditas sayuran dan 90 persennya didistribusikan ke ibu kota. Selama masa pandemi diakui oleh Sandi, terjadi penurunan penjualan langsung atau ke end user. Namun, tidak pada penjualan retail atau pasar modern/swalayan. Hal ini bisa menjadi tantangan sekaligus peluang yang harus dimanfaatkan