Indonesia menghadapi persaingan kuat dengan negara pengekspor udang terbesar yakni India.
Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti memaparkan Indonesia memiliki tantangan ekspor udang ke sejumlah negara. Salah satunya mengenai persaingan kuat dengan sesama negara eksportir udang terbesar yakni India.
Susi Mengatakan India telah melakukan konsinyasi dengan importir Amerika. "Produksi India itu tinggi sekali, sekarang, mereka kirim-kirim dan barang dan masuk ke pelabuhan," kata Susi dalam acara seminar Innovative Aquaculture di Jakarta,
Pengusaha Indonesia, menurutnya mulai mencoba pasar nontradisional seperti Timur Tengah, Afrika, di samping tetap mengoptimalkan potensi pasar domestik.
Selain itu, pengusaha udang dinilai harus mulai berinovasi dengan membuat jenis-jenis baru. Dia pun mengarahkan pengusaha bisa kembali memanfaatkan potensi udang monodon (udang windu), udang asli Indonesia yang saat ini kurang dikenal di dunia di tengah booming varietas udang vaname.
"Ingat, kalau semua vaname, ketika outbreak (wabah penjangkit) datang akan sangat berbahaya," ujar Susi.
Menurutnya, Indonesia diuntungkan sebagai negara kepulauan. Sehingga jika terjadi suatu wabah, yang terjangkit kemungkinan hanya di satu pulau tak merembet ke wilayah lainnya.
Lain halnya dengan Ekuador dan Thailand yang mengalami outbreak yang fatal. Namun, Susi tetap mengajak pengusaha udang melihat kesuksesan dari udang asal Ekuador yang banyak dijual di supermarket kelas atas di Eropa karena rasanya manis, udang ini juga diklaim tanpa antibiotik dan sesuai dengan gaya hidup masyarakat zaman sekarang yang menginginkan panganan sehat serba organik dan tanpa bahan pengawet.
Dengan begitu, ada segmen pasar berbeda. "Di sini kita bisa melakukan pengembangan produk baru yang lebih ramah lingkungan," ujarnya.
Dalam hal ini, sambungnya, KKP juga ingin membawa visi presiden membawa laut menjadi masa depan dunia dan Indonesia menjadi poros maritim dunia.