(0362) 21440
dkpp@bulelengkab.go.id
Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan

Perbandingan Kolam Tanah dan Kolam Beton untuk Budidaya

Admin dkpp | 27 Mei 2019 | 1044 kali

Budidaya ikan konsumsi bisa dilakukan di berbagai jenis kolam. Mulai dari kolam terpal, kolam tanah, dan kolam beton. Ketiganya memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. 

Kolam tanah memiliki beberapa keunggulan. Biaya pembuatan kolam tanah relatif murah. Pembuatannnya pun sangat sederhana, yaitu dengan membuat cekungan pada tanah kemudian meratakan bagian dasar dan dindingnya.

Kadar pH pada kolam tanah dan juga suhu akan diatur oleh alam sehingga hampir tidak diperlukan kontrol khusus. Pengontrolan hanya dilakukan pada kondisi-kondisi tertentu.

Kondisi kolam yang alami juga membuat pengayaan pakan berupa plankton dan hewan renik jadi lebih optimal. Akibatnya, daya hidup ikan juga jadi lebih tinggi.

Kelemahan kolam tanah antara lain jika tanah tersebut tidak sehat atau mengandung bahan berbahaya, ekosistem kolam akan terganggu. Dinding dan dasar kolam juga rawan longsor dan terkikis air. Cuaca ekstrem seperti hujan yang terus-menerus akan membuat kontrol kolam dan air akan lebih sulit. 

Kolam tanah juga membutuhkan waktu yang lama untuk pengeringan, yaitu 3—7 hari. Karena kolam ini memiliki ekosistem alami, keberadaan predator alami juga lebih banyak. Predator yang biasa ada antara lain katak, ular, linsang, dan burung.

Keadaan kolam yang lebih rendah dari ketinggian air kadang mempersulit sirkulasi air dan pengeringan kolam. Selain itu, perawatan kolam juga ekstra untuk mengatasi dinding terkikis, penambalan lubang, dan pengangkatan endapan tanah.

Berbeda dengan kolam tanah, kolam beton memiliki perawatan yang lebih mudah dan murah. Selain itu, keunggulan kolam beton adalah tidak mudah rusak, terkikis, ataupun berlubang karena adanya hewan yang bersarang di dinding atau dasar kolam.

Sistem pengairan dapat dibuat dengan baik untuk memaksimalkan sirkulasi air, pengeringan kolam, dan juga perawatan. Efisiensi tempat juga bisa dilakukan dengan pembuatan dinding antarkolam jika Anda punya lebih dari satu kolam. Batas ini akan lebih tipis, tetapi kuat menahan tekanan air. 

Ukuran kolam yang dibuat pun bisa lebih tepat, presisi, dan lebih fleksibel dalam bentuk. Bentuk ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Selain itu, memungkinkan untuk membangun kolam dengan ketinggian di atas rata-rata air dengan pengerjaan dinding ekstra.

Tidak seperti kolam tanah yang lama saat proses pengeringan, pengeringan pada kolam beton lebih cepat. Proses ini hanya memakan waktu satu hingga dua hari. Kolam beton pun mencegah predator dan kompetitor alami untuk bersarang di dalam kolam secara permanen.

Sayangnya, kolam beton juga punya kelemahan. Keadaan tidak alami ini membuat Anda harus rajin mengontrol pH dan suhu air dalam kolam. Meskipun pada kasus tertentu, kolam solid (beton) sudah bisa mengatur sendiri pH dan suhunya secara alami.

Pertumbuhan plankton dan hewan renik pada kolam tidak bisa mencapai angka optimal. Hal ini karena media yang digunakan pun tidak alami. Walaupun perawatannya murah, pembuatan kolam beton relatif lebih mahal.

Selain itu, ikan yang dibudidayakan dalam kolam beton relatif lebih lambat daripada kolam tanah. Tingkat stres pada ikan di kolam beton pun lebih tinggi.

Sumber : https://www.pertanianku.com/perbandingan-kolam-tanah-dan-kolam-beton-untuk-budidaya/