Senin,08 Oktober 2018 Dilaksanakan Pelatihan pembuatan Garam dengan Sistem Buka Tutup KATUP) bagi petambak garam di Kabupaten Buleleng Provinsi Bali. Untuk mengatasi masalah kelangkaan garam, Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Banyuwangi melakukan percontohan membuat garam dengan sistem buka tutup (katup).
Kepala BPPP Banyuwangi Achmad Subijakto mengatakan, harapannya adalah pada saat musim hujan petani garam tetap dapat produksi garam. Mungkin bagi orang awam sangat aneh apabila pada waktu musim hujan masih bisa memproduksi garam yang dianggap tidak umum dan tidak familiar. Dan, panen garam terbukti sukses dan berhasil dikembangkan saat musim hujan.
”Kami mengembangkan teknik pembuatan garam sistem katup agar petani dapat menghasilkan garam setiap tahun dan mengantisipasi agar tidak ada impor garam,” ujar Achmad Subijakto.
Keuntungan teknik katup, lanjut Subijakto, selama musim hujan garam tetap bisa diproduksi. Untuk garam yang dihasilkan kualitasnya lebih bagus karena bahan baku berupa air laut dapat dikatakan tua bila konsentrasinya 24° Be-25° Be. Air laut dimasukkan ke dalam sistem katup yang sebelumnya sudah difilter terlebih dahulu, dengan tujuan air yang masuk ke dalam katup sudah bersih terhindar dari segala macam kotoran. Selama musim hujan, pemanfaatan sistem ini bisa menambah produksi 40 hingga 50 persen tergantung dari cuaca. Sedangkan kekurangannya adalah biaya produksi lebih tinggi karena lebih banyak alat untuk penutup katup. ”Jadi jika menggunakan sistem katup bisa lebih mahal. Akan tetapi produksi dapat dilakukan setiap musim. Dan juga kualitas garam jadi lebih bersih dan berkualitas,