KKPNews, Jakarta -Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) yang baru saja meluncurkan ‘Teknologi Microbubble untuk Budidaya Udang Vaname Ultra Intensif’, di Laboratorium Kelautan IPB, Ancol, Jakarta Utara, Rabu (26/12).
Dalam kesempatan tersebut, Kepala BRSDM Sjarief Widjaja mengatakan selama ini banyak kendala yang dihadapi para pembudidaya perikanan, khususnya udang. Mulai dari tingginya biaya listrik, modal yang membutuhkan biaya besar, limbah yang tidak dikelola secara benar hingga serangan penyakit. Bahkan, saat ini budidaya udang belum bisa memberikan hasil yang signifikan bagi pembudidaya skala kecil atau rumah tangga.
Sjarief pun menjelaskan rekayasa teknologi akuakultur diperlukan untuk mengatasi kendala yang dihadapi para pembudidaya udang. Pihaknya kini telah memiliki satu teknologi yang dinamakan Microbubble dan dikhususkan untuk budidaya udang vaname.
“Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan rekayasa teknologi akuakultur yang ramah lingkungan dan berkelanjutan,” ungkap Sjarief.
Kelebihan lainnya, lanjut Sjarief, adalah tidak memerlukan proses penyifonan, yaitu pembuangan lumpur limbah sisa pakan dan kotoran udang.Limbah padatan pada sistem ini akan tertangkap di filter fisik, yang selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk pupuk tanaman.
Teknologi ini dapat diaplikasikan pada skala rumah tangga hingga industri sehingga pembudidaya kecil dapat diberdayakan. Sistem dan metode budidaya udang vaname ultra intensif ini jugatelah didaftarkan patennya melalui Sentra Kekayaan Intelektual KKP, dengan nomor paten P00201810738.
“Sedangkan teknologi mikrobublenya telah diberi sertifikat paten nomor IDS000002014,” terang Sjarief.
Teknologi Microbubble didesain oleh peneliti Pusat Riset Perikanan (Pusriskan) yang dibuat secara sederhana sehingga dapat diadopsi dengan mudah oleh masyarakat pembudidaya. Dengan pendampingan, pembudidaya bisa membuat dan menerapkannya secara mandiri.
Dengan adanya penggunaan teknologi Microbubble dalam kolam ukuran volume 49 m3, selama 60 hari pembesaran, mampu menghasilkan udang berukuran berat 14 gram/ekor dari berat awal 0,5 gram dan meraup keuntungan bersih sebesar Rp94,3 juta/tahun dengan nilai investasi awal Rp31 juta.
“Diharapkan hasil penemuan ini dapat menjadi solusi permasalahan yang timbul pada budidaya udang vaname, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tutupnya.
Sumber : http://news.kkp.go.id/index.php/optimalkan-budidaya-udang-vaname-kkp-kenalkan-teknologi-microbubble/