Menteri Perikanan dan Kelautan RI, Syarif Cicip Sutardjo, Senin (6/10) mengunjungi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budi Daya Laut Gondol. Kedatangan Menteri Perikanan dan Kelautan disambut Wakil Bupati Buleleng, Nyoman Sutjidra dan Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Buleleng, Nyoman Sutrisna turun langsung ke lapangan untuk melihat kondisi konservasi di keramba Jaring apung (KJA) dan Hatchery Ikan Tuna Sirip Kuning. Perhatian ini diberikan karena pola pembiakan dengan hatchery skala rumah tangga (HSRT) dianggap efektif untuk dilakukan sebelum nantinya dilepas ke KJA.
Selain itu teknik pemasaran juga mendapat perhatian agar hasil konservasi ikan tuna sirip kuning lebih berkualitas dan memilki nilai jual yang tinggi sehingga mampu bersaing di pasar internasional. Menteri yang merupakan alumni Universitas Padjajaran ini mengungkapkan, supaya pemerintah memfasilitasi pasar bagi nelayan agar hasilnya dapat diekspor, dimana selama ini ikan tuna banyak diserap di pelabuhan Benoa yang nantinya akan diekspor ke Amerika Serikat dan Jepang.
Harga ikan tuna sirip kuning mencapai $ 16 /kg. Saat ini pasar Internasional banyak menyerap ikan tuna sirip biru dengan harga ¥6.000 /kg dan ikan tuna mata besar dengan harga ¥1.100/kg. Untuk pasar domestik hanya menyerap ikan tuna cakalang dengan harga Rp 12.000/kg.
Menteri Perikanan dan Kelautan di sela-sela kunjungannya mengatakan, sangat mengapresiasi pembesaran tuna ini, karena bisa menghidupi dan memberikan penghasilan yang lebih kepada pengusaha Hatchery Skala Rumah Tangga. "Pembesaran ikan tuna yang ada di sini merupakan salah satu pembesaran ikan tuna yang ada di Indonesia, kalau ini berhasil maka pembesaran tuna dapat disebarluaskan di tempat-tempat lain" imbuhnya. (admin,renni)