(0362) 21440
dkpp@bulelengkab.go.id
Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan

Mengenal Ikan Bandeng yang Populer

Admin dkpp | 10 Juni 2019 | 32953 kali

Chanos chanos atau ikan bandeng merupakan salah satu ikan konsumsi yang populer di Indonesia. Ikan ini sendiri berasal dari famili Chanidae. Ikan bandeng bisa ditemukan di Samudera Hindia hingga Samudera Pasifik. Di Indonesia, julukan lain bagi ikan bandeng adalah ikan bolu dalam bahasa Bugis dan Makassar. Sementara, dalam bahasa Inggris, bandeng dikenal dengan nama milkfish.

Ikan bandeng muda hidup di laut selama 2—3 minggu setelah menetas. Ikan ini kemudian akan bermigrasi ke rawa-rawa bakau yang airnya merupakan air payau. Namun, ikan bandeng juga bisa hidup di danau-danau air asin.Bandeng akan kembali lagi ke laut untuk berkembang biak. Mereka cenderung berkawanan di sekitar pesisir dan pulau yang memiliki terumbu karang. Jika sudah berkembang biak, ikan yang masih muda biasa dikumpulkan oleh pembudidaya untuk dipindahkan ke tambak-tambak budidaya.

Ikan bandeng yang sudah dibudidayakan diberi makan hingga mencapai ukuran tubuh 25—30 cm. Bandeng biasa dijual dalam keadaan sudah digoreng, dibakar, dikukus, dipindang, dipresto, diasap, ataupun dalam keadaan segar.

Rasa ikan bandeng yang gurih menjadikannya favorit banyak orang. Ikan ini juga tidak mudah hancur ketika diolah. Harga ikan bandeng cenderung mendekati level menengah ke atas. Hidangan ikan bandeng biasa ditemui dalam tradisi Tahun Baru Imlek.

Sayangnya, bandeng kurang disukai karena dua hal, yaitu duri yang sangat banyak dan aromanya berbau lumpur atau tanah. Dalam pengolahan bandeng, duri bandeng yang sangat banyak biasanya dimasak dengan cara dilunakkan terlebih dahulu. Teknologi yang digunakan adalah dengan panci bertekanan tinggi atau disebut juga sebagai presto. Bandeng dimasak dalam waktu dan tekanan tertentu sehingga durinya menjadi lunak dan bisa dikonsumsi tanpa khawatir tertusuk duri. 

Bau lumpur yang timbul pada daging ikan bandeng bisa terjadi karena habitat ikan bandeng berada di tambak. Bandeng yang dibudidayakan di dalam keramba biasanya tidak memiliki aroma lumpur seperti bandeng tambak.

Penyebab bau lumpur ini adalah bakteri dari genus Oscillatoria, Symioca, dan Lyngbia. Bakteri-bakteri tersebut menghasilkan geosmin yang memiliki bau khas. Untuk menghilangkan bau ini, bisa dilakukan dengan memelihara ikan bandeng di air mengalir.

Sumber : https://www.pertanianku.com/mengenal-ikan-bandeng-yang-populer/