budidaya menjadi lebih cepat. Ini mengingat ikan gurami merupakan ikan yang memiliki pertumbuhan cukup lama. Pada segmen kedua, membudidayakan dari telur hingga ikan gurami ukuran kuku.
Benih ukuran kuku berukuran 0,5 hingga 1 gram per ekor dan sudah dapat dijual. Bahkan, sudah banyak konsumen yang membutuhkannya. Sebelum memulai usaha pembesaran hingga ukuran kuku, pembudidaya harus memiliki telur berkualitas baik.
Telur gurami bisa didapatkan dengan membeli pada pembudidaya telur gurami. Telur yang baik memiliki ciri-ciri berwarna kuning bening atau transparan. Selain itu, telur yang hidup dan sehat biasanya berjumlah 100 butir jika diletakkan secara horizontal sepanjang 25 cm. Sementara, telur yang rusak akan memiliki warna kuning susu dan tidak transparan. Telur yang mati harus dibuang karena bisa menyebabkan jamur tumbuh.
Pada penetasan secara konvensional, para pembudidaya biasanya hanya mendapatkan daya tetas sebesar 70 persen. Dengan menggunakan baskom dan penggunaan sistem resirkulasi, daya tetas telur dapat meningkat hingga mencapai 90 persen.
Untuk menghasilkan benih ukuran kuku dari telur, langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan menetaskan telur gurami terlebih dahulu. Setelah telur sukses menetas, pembudidaya baru melakukan pemeliharaan larva hingga menjadi benih berukuran kuku. Pastikan wadah yang digunakan mengandung oksigen yang cukup untuk dimanfaatkan oleh larva ikan.
Telur yang berasal dari breeder atau produsen telur lebih terjalin tingkat keberhasilannya. Jika dilakukan dengan benar, mortalitas larva dapat ditekan menjadi 5—10 persen. Setelah menetas, larva membutuhkan perhatian khusus. Masa kritis larva dimulai pada saat kuning telur sudah habis dan larva sudah mulai membutuhkan makan dari luar. Hal itu dapat dilihat dari larva yang sudah mulai berenang. Setelah masa pemeliharaan selama 1 hingga 2 bulan, benih sudah mulai berukuran kuku dan sudah dapat dipanen.
Sumber : https://www.pertanianku.com/membudidayakan-ikan-gurami-ukuran-kuku/