Perhelatan Twin Lake Festival V tahun 2018 resmi ditutup Wakil Bupati Buleleng dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG, Sabtu (7/7) kemarin. Event tahunan ini digelar selama empat hari, sejak Rabu (4/7) sampai Sabtu (7/7). Kegiatan dipusatkan di dua titik, yakni Danau Buyan, Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada dan Danau Tamblingan, Desa Munduk, Kecamatan Banjar.
Selama Twin Lake berlangsung, berbagai lomba dan pameran pertanian di suguhkan. Bukan hanya itu, hiburan tradisional dan modern pun ditampilkan untuk memeriahkan Twin Lake Festival kali ini. Peserta tidak hanya dari kalangan pegawai di Lingkup Pemkab Buleleng, tetapi juga dari kalangan pelajar hingga masyarakat umum.Selama digelar, antusiasme masyarakat untuk menyaksikan agenda tahunan ini sangat tinggi. Ini terlihat dari padatnya pengunjung yang setiap hari datang untuk menyaksikan pagelaran pameran pertanian, lomba hingga pementasan seni budaya.
Twin Lake Festival juga menjadi berkah bagi masyarakat sekitar Danau Buyan dan Tamblingan. Bagaimana tidak, para pelaku usaha yang membuka stand hasil pertanian, buah, sayuran, bibit dan kuliner di kawasan Danau Buyan dan Tamblingan ramai dikunjungi pembeli. Ekonomi pun berputar di kawasan hulu Buleleng ini.
Wakil Bupati Buleleng dr. I Nyoman Sutjidra,SpOG., mengungkapkan apresiasinya kepada seluruh pihak yang sudah mensukseskan pagelaran Twin Lake Festival tahun 2018. Menurutnya, Twin Lake festival dapat mengugah masyarakat untuk ikut melestarikan lingkungan di danau Buyan dan Tamblingan.Terpenting, sasaran utama dari perhelatan ini adalah bagaiman kita bisa melestarikan danau Buyan dan Tamblingan.“Kedepannya penyelenggaraan festival ini bisa lebih memberikan pesan-pesan kepada masyarakat tentang pelestarian lingkungan,” harapnya.
Sebelum acara penutupan, digelar juga berbagai macam lomba seperti lomba lari lintas alam, atraksi sapi gerumbungan, restocking, penutupan jambore petualang, dan lomba masak ikan patin.Lomba masak dengan bahan baku ikan patin ini merupakan kegiatan yang baru dalam pagelaran ini. Bahan baku ikan patin ini sengaja digunakan untuk memperkenalkan ikan patin kepada masyarakat Buleleng.
Ikan patin merupakan jenis ikan yang masih satu spesiel dengan ikan lele. Ikan patin juga memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Hal ini dikarenakan ikan patin memiliki kandungan lemak yang lebih rendah dibanding ikan jenis lain. jenis omega-3 asam lemak ini biasanya dihasilkan dari jenis ikan yang hidup di air dingin seperti ikan salmon, ikan tuna, dan ikan sarden.Selain itu, kandungan gizi di dalam ikan patin yang berupa lemak tak jenuh sangatlah bagus untuk mencegah terjadinya resiko penyakit Kardiovaskular. Lemak tak jenuh juga bermanfaat untuk menurunkan besarnya kadar kolesterol total dan kolesterol LDL yang terkandung di dalam darah sehingga dapat mencegah dan mengurangi terkena penyakit jantung koroner.
Ketua Panitia Lomba memasak ikan patin Made Arnika mengatakan selain memiliki kandungan gizi yang cukup banyak, ikan patin juga memiliki harga jual yang lumayan tinggi. Sehingga diharapkan masyarakat bisa tertarik membudidayakan Ikan Patin
"Harga ikan patin lebih baik dari ikan lele. Dipasaran harga ikan patin mencapai 30 ribu sampai 35 ribu. Sangat menjanjikan jika ingin dibudidayakan," ungkap Made Arnika yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Buleleng.Lomba memasak ikan patin ini diikuti oleh 9 Kecamatan di Kabupaten Buleleng. Dalam lomba ini, panitia menyediakan bahan baku ikan patin sebanyak 3 Kg ikan patin filet dan 5 Kg ikan patin utuh. Peserta bebas mengolah ikan patin menjadi masakan apa saja.
"Tidak ada kriteria khusus untuk lomba masak ikan patin ini. Peserta bisa mengolahnya jadi makanan modern, dan tradisional," tutur Made Arnika.
Berbagai macam olahan ikan patin disuguhkan oleh para peserta. Dengan kreatifitas peserta, ikan patin disulap menjadi makanan yang sangat lezat untuk disantap. Lomba masak ikan patin ini dimenangkan oleh Kecamatan Sukasada sebagai juara pertama, untuk juara kedua dimenangkan oleh Kecamatan Seririt, dan juara tiga diraih oleh Kecamatan Sawan.