Program Usaha Garam Rakyat (PUGAR) merupakan salah satu kegiatan pada Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Buleleng. Tepatnya di Desa Tejakula Kecamatan Tejakula Kabupaten Buleleng, Rabu (20/3) menjadi fokus kunjungan lapang (field trip) rombongan Tenaga Pendamping (TP) PUGAR seluruh Indonesia.
Sekitar pukul 11.00 wita, Rombongan yang berjumlah 131 orang dari 43 Kabupaten/Kota seluruh Indonesia tiba di Desa Tejakula, langsung menuju lokasi tambak untuk melihat proses pembuatan garam.
Koordinator rombongan, Preude Hutaean, dari Direktorat PMPU Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia dalam sambutannya mengatakan “Tujuan kami kesini ingin belajar mengenal proses pembuatan garam yang ada di Tejakula”
Kadis Perikanan dan Kelautan Kabupaten Buleleng, Ir. Nyoman Sutrisna, MM didampingi Perbekel Tejakula, Sekdis, beserta staf, dalam sambutannya yang sekaligus menerima rombongan sangat mengapresiasi kunjungan Tenaga Pendamping PUGAR, karena dalam cuaca panas rombongan masih antusias untuk mengetahui proses pembuatan garam di Tejakula. Lebih lanjut, Kadiskanla juga menyampaikan bahwa pengembangan garam khas Buleleng adalah garam pyramid, program unggulan di bidang tangkap, budidaya, pengolahan dan juga konservasi. “Konservasi di Desa Les dengan terumbu karangnya, di Gerokgak dengan terumbu karangnya yang telah memperoleh penghargaan dunia (World Equator Twenty)” ucapnya dengan tegas.
Pada kesempatan ini, Kadiskanla juga menjelaskan proses pembuatan garam secara rinci dan jelas dari awal sampai akhir hingga terbentuknya garam pyramid bahkan sampai dengan pemasarannya. Lebih lanjut, disebutkan bahwa harga garam pyramid mencapai Rp. 280.000,- per Kg, garam jenis snow dan dice Rp. 90.000,- per Kg, dan jenis tejakula Rp. 60.000,- per Kg. Untuk itu, Kadiskanla mohon kepada KKP untuk meneliti keunggulan yang dimiliki pada air laut, air tawar, proses, dan tanah yang ada Desa Tejakula.
Dihadapan rombongan, Kadiskanla juga mempromosikan pariwisata laut yang ada di Buleleng. “Kalau menginap di Buleleng ada atraksi lumba-lumba yang alami di daerah Lovina, dan berharap panitia rombongan dapat menikmati” ucap Kadiskanla di iringi dengan tepuk tangan rombongan.
Setelah penyerahan cenderamata oleh Kadiskanla kepada koordinator rombongan, Made Widyana mendemonstrasikan cara pembuatan garam dari tahap awal sampai akhir, dan melihat proses pembentukan garam pyramid di rumah kaca, sampai proses penyortiran sebelum didistribusikan. (Adm)