Pada kuartal I 2019, nilai ekspor produk perikanan mengalami penurunan dan tercatat lebih rendah dibandingkan kuartal I tahun sebelumnya. Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), nilai penurunan mencapai US$24,4 juta.
Melansir detikFinance, hal ini terjadi karena turunnya harga udang dan rajungan di pasar negara tujuan utama ekspor kedua komoditas tersebut. Penurunan hingga 17,12 persen, yakni menjadi US$378,98 juta atau setara dengan Rp5,3 triliun (kurs Rp14.200) dari sebelumnya US$457,28 juta atau sekitar Rp6,7 triliun.
“Kita ketahui bahwa nilai udang tersebut memberikan share tertinggi, yaitu 33,52 persen terhadap total ekspor Indonesia, sehingga perubahan sedikit saja dari komoditas udang akan menyebabkan perubahan terhadap total ekspor,” tulis keterangan KKP.
Penurunan nilai ekspor udang ini terjadi akibat turunnya harga ekspor udang dari Indonesia, yakni menjadi US$8,26 per kilogram pada kuartal I 2019 dari sebelumnya US$9,35 per kilogram.
Berdasarkan data UN Comtrade, harga udang global juga terus mengalami penurunan. Hal ini juga memengaruhi harga ekspor udang dari Indonesia. Misalnya, di Amerika Serikat (AS) rata-rata harga udang turun 9,29 persen menjadi US$8,88 atau sekitar Rp126.000 per kilogram pada kuartal I 2019 dari sebelumnya US$9,79 atau setara dengan Rp139.000 per kilogram.
Penurunan harga udang ini juga terjadi di pasar Jepang yang menjadi US$10,23 atau sekitar Rp145.266 per kilogram kuartal I 2019 dari sebelumnya US$10,93 atau sekitar Rp155.206 per kilogram.
Penurunan harga udang global disebabkan oleh beberapa produsen utama dunia seperti India, Argentina, dan Meksiko pasokannya meningkat di pasar-pasar tersebut dengan harga yang relatif rendah.
Nilai ekspor udang budidaya juga mengalami penurunan hingga 29,13 persen menjadi US$248,74 juta atau setara dengan Rp3,53 triliun pada kuartal I 2019, dari sebelumnya US$350,96 juta atau sekitar Rp4,98 triliun.
Sementara itu, udang tangkap naik menjadi US$130,24 juta atau setara Rp1,84 triliun tumbuh 22,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya US$106,32 juta atau sekitar Rp1,5 triliun.
Tak hanya udang, penurunan nilai ekspor pun terjadi untuk komoditas rajungan sebesar 7,38 persen. Negara tujuan utama nilai ekspor rajungan adalah AS dengan total 75 persen.
Walaupun secara volume ekspor rajungan ke AS naik 3,57 persen, secara nilai turun 4,61 persen. Hal ini menunjukkan bahwa harga ekspor rajungan Indonesia ke AS turun cukup signifikan, yaitu sebesar 7,9 persen. Sementara, untuk jenis TTC, volume ekspor naik 12,42 persen dan dari sisi nilai naik 13,28 persen.
Sumber : https://www.pertanianku.com/kkp-jelaskan-soal-turunnya-ekspor-produk-perikanan/