Ikan cobia terkadang lebih sering disebut sebagai gabus laut. Dibanding jenis makanan laut lainnya, gabus laut memang tidak banyak terdengar. Namun, bukan berarti ikan ini tidak memiliki masa depan bisnis yang menjanjikan.
Popularitas ikan cobia yang mulai melejit ini tidak lepas dari beberapa keunggulan ikan air laut ini. Pertama, jenis ikan ini memiliki nilai ekonomi yang terbilang cukup tinggi. Saat ini, gabus laut dihargai dari pembudidaya kurang lebih Rp60 ribu per kilogram.
Kedua, ikan gabus laut dapat tumbuh dalam waktu yang relatif lebih cepat dibanding ikan laut lainnya. Ketiga, ikan ini cukup tahan penyakit. Terakhir, kualitas daging gabus laut juga bagus dan tidak kalah dengan jenis ikan lain.
Pengembangan benih yang dilakukan oleh Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut atau BBPBL Lampung sudah dilakukan selama kurang lebih 10 tahun. Teknologi pembenihan ikan cobia ini sudah dikuasai.
Ikan cobia akan dikenalkan kepada pembudidaya ikan air laut sebagai salah satu jenis ikan konsumsi yang menguntungkan. BBPBL juga sudah memiliki indukan yang akan dipijahkan guna memperbanyak anakan. Tidak hanya itu, calon indukan yang produktif ini pun sudah tersedia dalam jumlah yang mencukupi.
Indukan gabus laut yang produktif ini diprediksi mampu menghasilkan telur hingga sebanyak satu juta butir dalam satu kali pemijahan. Oleh karena itu, BBPBL Lampung menilai jumlah ini sudah cukup banyak untuk dikembangkan oleh masyarakat.
Suplai benih yang suda disiapkan berjumlah 6.000—7.000 ekor untuk satu kali siklus. Siklus ikan cobia ini memakan waktu hanya 2—3 bulan. Dengan demikian, jumlah total suplai benih yang harus disiapkan sepanjang tahun berkisar 36 ribu ekor benih.
Untuk menciptakan benih unggul ini, BBPBL Lampung tidak bekerja sendiri. Para pembenih ikan laut turut serta berperan dalam penyempurnaan untuk menghasilkan bibit ikan cobia yang memiliki keunggulan dan dapat digemari di pasaran.
Pengembangan hatchery untuk membudidayakan ikan cobia juga dilakukan hingga skala rumah tangga. Hatchery sendiri merupakan bangunan yang digunakan sebagai tempat produksi benih ikan. Nantinya, pembenihan yang dilakukan dalam skala kecil ini diharapkan bisa terjadi mulai dari pemijahan hingga menghasilkan larva. Selanjutnya, ikan siap dibudidayakan hingga menjadi ikan konsumsi.