(0362) 21440
dkpp@bulelengkab.go.id
Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan

Dongkrak Produksi Dari Nila Unggul

Admin dkpp | 26 November 2019 | 179 kali

Ikan nila (Orechromis niloticus) atau juga disebut ikan tilapia merupakansalah satu jenis ikan air tawar introduksi yang mempunyai nilai ekonomis yang cukup penting di beberapa daerah di Asia, termasuk Indonesia  Pertama kali, ikan nila didatangkan ke Indonesia pada tahun 1969. Sejak saat itu, perkembangan budi daya ikan nila menjadi sangat pesat. Hal tersebut tidak lain karena ikan nila mempunyai kemampuan adaptasi yang relatif baik terhadap lingkungan. Selain itu, nila juga mudah dipijahkan sehingga mendukung pengembangan budi daya di masyarakat. 

Perkembangan budi daya ikan nila sebagai salah satu komoditas perikanan air tawar mulai menjadi kegiatan agribisnis yang cukup menjanjikan. Hal itu mulai disadari dan digarap dengan baik sejak tahun 1990-an. Sejak itu, ikan nila sudah mulai marak diperkenalkan kepada masyarakat dan sudah mulai banyak yang membudidayakannya. Salah satu sentra kegiatan agribisnis ikan nila adalah daerah Jawa Barat.

Dimulainya pengembangan ikan nila sebagai kegiatan agribisnis berkaitan dengan berfungsinya beberapa waduk buatan di daerah Jawa Barat antara lain Waduk Saguling, Waduk Cirata, dan Waduk Jatiluhur. Dewasa ini, tercatat hampir sekitar 8.000 ton pakan dibutuhkan untukikan yang dibudidayakan di keramba jaring apung di Waduk Cirata. Jenis ikan yang dibudidayakan di sana antara lain patin, bawal, mas, dan nila.

Khusus produksi ikan nila, hampir sepertiga bagian dari semua ikan yang ada. Dengan demikian, produk ikan nila yang dikeluarkan dari KJA Cirata mencapai 1.500 ton setiap bulannya. Jika harga nila Rp9.500/kg, jumlah rupiah yang beredar di sana mencapai Rp14,2 M. Nilai itu pun belum termasuk hasil pembenihannya.

Kenyataan ini semakin memperkuat keyakinan bahwa agribisnis ikan nila merupakan suatu kegiatan yang menjanjikan keuntungan. Akan tetapi, diperlukan penanganan yang profesional dalam menjalankannya sehingga akan menjamin kestabilan usaha atau kelanggengan usaha agribisnis ikan air tawar ini, khususnya dalam masalah penggunaan benih unggul. Dengan demikian, keuntungan yang diperoleh pun lebih tinggi.