(0362) 21440
dkpp@bulelengkab.go.id
Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan

Cara Mengontrol Air pada Budidaya Belut

Admin dkpp | 21 April 2020 | 1505 kali

Mengontrol air budidaya belut menjadi salah satu tahapan perawatan yang penting untuk dilakukan. Meskipun di habitat alaminya belut bisa hidup di media lumpur, media hidup belut budidaya harus tetap dikontrol agar terjamin kebersihannya dan menghindarkan belut dari berbagai macam penyakit yang mengincarnya. 

Sepanjang proses pemeliharaan kualitas air kolam akan berkurang karena aktivitas belut di dalam kolam, lendir, serta pakan yang tidak dikonsumsi oleh belut dan terakumulasi di dasar kolam. Belut akan terus mengeluarkan lendir selama masa pemeliharaan dan lendir tersebut akan memengaruhi kualitas air karena menaikkan pH air.

Sisa pelet atau pakan yang tidak dikonsumsi harus rajin dibersihkan. Jika didiamkan, dapat menjadi racun bagi belut karena dapat berubah menjadi gas amonia yang sangat berbahaya.

Hal yang harus Anda lakukan adalah menjaga pH air agar tetap stabil sehingga belut merasa nyaman dan tidak stres. Buatlah suasana kolam senyaman mungkin untuk belut. Jika memungkinkan, alirkan air secara berkala ke dalam kolam dan biarkan air lama keluar melalui pipa pembuangan yang sudah disediakan pada kolam.

Proses pergantian harus dilakukan secara hati-hati jangan sampai mengganggu ketenangan belut sehingga belut stres. Selain itu, pergantian air sebaiknya dilakukan pada pagi hari.

Ketinggian permukaan air dalam kolam budidaya juga harus diperhatikan karena hal ini akan berpengaruh langsung terhadap kandungan oksigen di dalam air. Jika permukaan air terlalu tinggi, pertukaran udara dan air, terutama air di bagian dalam menjadi lebih terhambat. Hal tersebut akan membuat belut yang ada di bagian bawah menjadi lebih cepat lemas karena kekurangan oksigen.

Permukaan yang terlalu tinggi akan menyebabkan belut lebih sering berenang ke permukaan air untuk mendapatkan oksigen dan hal tersebut menyebabkan belut mudah kelelahan karena kurang istirahat dan berujung pada stres. 

Pergerakan yang berlebihan juga menguras energi belut sehingga pertumbuhan belut menjadi terhambat. Untuk mengantisipasi kelebihan ketinggian permukaan air, Anda bisa membuat lubang pengontrol sesuai batas ketinggian air yang dikehendaki. Namun, lubang yang dibuat harus berukuran kecil agar belut tidak keluar dari lubang tersebut.

Untuk lebih memahami tentang budidaya belut, Anda bisa membaca buku Kupas Tuntas Budidaya Belut terbitan Penebar Swadaya. Buku ini disusun untuk memudahkan pembaca dan memberikan gambaran mengenai teknik budidaya belut yang praktis dan mudah dipraktikkan.

Pembahasannya dikupas tuntas dari hulu sampai hilir, mulai dari pengenalan tentang belut, budidaya belut mulai dari pembesaran dengan media air bening, pemilihan wadah pemeliharaan, pemberian pakan, panen dan pascapanen, sampai pemasaran belut. Selain itu, buku ini juga dilengkapi dengan tips pemeliharaan dan dapat menjadi referensi bagi para pembudidaya belut.