(0362) 21440
dkpp@bulelengkab.go.id
Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan

Cara Budidaya Udang di Sawah Padi

Admin dkpp | 23 Juni 2020 | 2792 kali

Proses budidaya udang bisa dilakukan di sawah bersamaan dengan tanaman padi. Padi baru ditanam setelah sawah diolah dengan tepat. Budidaya udang di sawah bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang baik untuk udang dan padi yang akan dipelihara dalam satu lahan. Persiapan sawah pada umumnya berupa pengolahan tanah, pengapuran, dan pengisian air. 

Pola tanam yang akan digunakan bisa dilakukan bergantian antara padi dan udang. Variasi yang biasanya dilakukan adalah padi-udang-padi atau udang-udang-padi. Namun, kedua komoditas ini bisa dibudidayakan secara tumpang sari antara padi dan udang.

Penanaman padi dilakukan seperti biasa, sedangkan udang ditebar pada parit yang mengelilingi sawah. Pemeliharaan udang di parit sawah dapat memudahkan proses panen udang dan tidak mengganggu tanaman padi yang sewaktu-waktu butuh dipupuk dan dilakukan pembersihan dari gula.

Benih udang yang dapat ditebar berupa tokolan atau udang yang sudah berukuran korek api atau sekitar 0,2 gram/ekor. Benih udang yang sering digunakan adalah benih udang bijen (3—5 cm). Padat tebar benih udang di sawah sebanyak 10.000 ekor/hektare.

Kunci utama keberhasilan budidaya udang windu di lahan sawah adalah proses adaptasi yang dilakukan pada penebaran benih. Oleh karena itu, sebagian pembudidaya menggunakan petak adaptasi yang diletakkan di tengah lahan pembesaran sawah tambak. Petak adaptasi berukuran 2 m × 2 m. Benih yang sudah beradaptasi akan keluar dengan sendirinya dari petak tersebut melali saluran air yang disediakan dengan diameter 1 inci. Lama pemeliharaan padi sekitar 90 hari dan udang sekitar 2,5 bulan. Keuntungan menanam padi di lahan tambak adalah tidak memerlukan pestisida untuk membasmi hama dan tidak perlu terlalu sering melakukan pembersihan rumput karena lahan tersebut tidak mudah ditumbuhi rumput.

Pakan udang yang dibutuhkan adalah pelet. Namun, Anda juga bisa menggunakan besusul, hewan sejenis keong. Pakan tersebut diberikan pada bulan terakhir atau satu bulan menjelang panen. Pada awal bulan pemeliharaan, kebutuhan pakan mengandalkan pakan alami yang dihasilkan dari proses pemupukan.

Pada proses budidaya udang windu ini, penggantian air tidak perlu dilakukan, pembudidaya hanya perlu menambahkan air jika berkurang akibat bocor, penguapan, atau resapan air ke dalam tanah. Dengan demikian, biaya operasional jauh lebih murah.