(0362) 21440
dkpp@bulelengkab.go.id
Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan

Budidaya Pembesaran Sidat

Admin dkpp | 22 November 2019 | 237 kali

Pembesaran sidat pada umumnya sama dengan pembesaran ikan pada umumnya. Benih sidat masih didapatkan dari alam dan tidak berasal dari hatchery untuk memenuhi kebutuhan permintaan dari lokal maupun luar negeri. Budidaya sidat pada dasarnya adalah pembesaran sidat dari elver sebesar 0,3 gram per ekor sampai menjadi ukuran tertentu. 

Lokasi yang paling tepat untuk melakukan budidaya adalah dekat muara sungai, atau genangan-genangan air payau. Lokasi pembesaran sidat harus terbebas dari ancaman banjir dan letaknya terbuka, langsung terpapar sinar matahari agar hembusan angin di permukaan kolam tidak terhalang.

Sumber air untuk budidaya sidat berasal dari saluran air atau air sumur bor. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, untuk mendapatkan sidat sebanyak 20 ton, air yang diperlukan adalah sebanyak 450 m3 setiap harinya. Tingkat kekeruhan air tidak menjadi masalah. Hal yang terpenting harus diperhatikan adalah media budidaya sidat harus terbebas dari pencemaran zat beracun seperti logam berat.

 Air yang digunakan harus memiliki tingkat keasaman yang cenderung netral antara pH 7,0—8,0. Air tidak boleh dibawah pH 7,0. Air juga tidak boleh mengandung amonia atau setidaknya kandungan amonia hanya sebesar 0,1 persen.

Agar budidaya sidat berlangsung dengan baik, Anda harus menyiapkan fasilitas yang dibutuhkan seperti bak pemeliharaan ever, kolam pendederan, kolam pembesaran, kolam pengendapan, serta kolam penampung cacing dan sarana pendukung lainnya seperti alat sortir, water treatment, dan blower.

Kolam pengendapan berfungsi untuk mengendapkan air yang akan masuk ke kolam budidaya sehingga tidak ada kandungan pasir ataupun lumpur yang ikut masuk ke kolam. Kolam cacing dibutuhkan apabila Anda menggunakan cacing sebagai pakan sidat. Wadah cacing dapat berupa beton. 

Proses pembesaran sidat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap pendederan dan tahap pembesaran sidat yang sebenarnya. Tahap pendederan bertujuan menghasilkan benih yang siap untuk proses pembesaran.

Setelah didederkan, benih tidak dapat langsung dipelihara dalam satu kolam dan satu waktu tanpa disertai kegiatan sortir. Untuk itulah, mengapa budidaya sidat dilakukan bertahap