(0362) 21440
dkpp@bulelengkab.go.id
Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan

Proses Budidaya Tiram Mabe, Tiram Penghasil Mutiara

Admin dkpp | 10 Februari 2020 | 594 kali

Tiram mabe merupakan tiram yang menghasilkan mutiara sebelah (half pearl). Jenis tiram mabe yang sering dibudidayakan Pteria pinguin yang banyak terdapat di perairan Indo-Pasifik termasuk di Indonesia. 

Jenis tiram ini merupakan pemangsa plankton dengan cara penyaringan (filter feeder). Oleh karena itu, tiram ini harus dibudidayakan pada area cukup subur yang memiliki banyak plankton. Kesimpulan ini didapatkan setelah dilakukan analisis terhadap isi perut tiram ini yang menunjukkan bahwa hewan air ini merupakan pemakan plankton, seperti ganggang kresik.

Budidaya tiram mabe yang kerap dilakukan adalah proses pengumpulan benih dan pembesaran benih hingga mencapai ukuran tertentu yang sudah siap disuntikkan inti, biasanya tiram sudah bercangkang lebar dan berukuran 7—9 cm. Masyarakat biasa mengumpulkan benih yang dicarinya dari alam dan dijual ke pengusaha budidaya tiram mutira. Selanjutnya, tiram disuntik inti, pembesaran, hingga panen biji mutiara.

Lokasi budidaya jenis tiram ini adalah perairan laut berkadar garam tinggi sekitar 32—35 ppt, bersuhu 20—25°C, kecerahan tinggi lebih dari 5 meter, dasar perairan yang digunakan berupa lapisan karang mati, perairan subur, dan berarus sedang.

Membudidayakan tiram mabe dapat menggunakan wadah jaring sebagai spat collector untuk penempelan larva tiram mabe dan dipasang pada perairan telur. Larva tersebut akan dipanen setelah 10 bulan pemasangan. Selanjutnya, kolektor yang digunakan berbentuk jaring yang terbuat dari nilon dengan mata jaring sebesar 4—6 inci dan tali ris nilo ukuran 4 atau 5 mm. Luas jaring yang dibutuhkan 7 m × 15 m. Jaring tersebut dipasang pada rakit dengan kedalaman 15—25 m dan diberikan pemberat batu agar jaring tenggelam.

Benih yang digunakan memang masih didapat dari alam dengan spat collector karena masih belum tersedia di hatchery. Benih yang disebarkan dalam jaring pemeliharaan memiliki tebar padat sebesar 6 ekor untuk jaring seluas 0,4 m × 0,6 m. Benih yang sudah berukuran 4—6 cm dilakukan pembesaran di tengah laut menggunakan keranjang yang digantungkan pada sebuah rakit. Benih tersebut dibesarkan selama 6 bulan. Pada proses pembesaran, tiram mabe sudah melalui proses penyuntikan untuk menghasilkan mutiara. Panen tiram sudah dapat dilakukan setelah dibesarkan selama 8—10 bulan. Panen dilakukan dengan mengambil tiram yang menempel pada jaring. Tiram yang berukuran 7—9 cm sudah siap untuk operasi pengambilan mutiara dan mutiaranya sudah bisa langsung dijual kepada pengusaha. Sementara, tiram yang kurang dari 7 cm harus dipelihara hingga mencapai 7—9 cm.

Sumber : https://www.pertanianku.com/proses-budidaya-tiram-mabe-tiram-penghasil-mutiara/