(0362) 21440
dkpp@bulelengkab.go.id
Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan

Pentingnya Mangrove untuk Menangkal Penyakit Udang

Admin dkpp | 15 Oktober 2020 | 522 kali

Penyakit yang menimpa udang budidaya merupakan salah satu hambatan yang menyebabkan produksi menurun. Pembudidaya bisa kehilangan sebagian atau bahkan hampir seluruh produksi karena penyakit udang. Pembudidaya kerap menggunakan obat seperti antibiotik untuk mengatasi serangan penyakit tersebut. 

Namun, penggunaan antibiotik dinilai tidak ramah lingkungan dan bisa menimbulkan residu di dalam komoditas udang. Saat ini sudah banyak negara pengimpor udang yang mulai menerapkan komoditas perikanan yang tidak mengandung antibiotik.

Salah satu penyebab muncul penyakit pada udang adalah bakteri vibrio. Bakteri tersebut bisa menyebabkan kematian pada udang. Pembudidaya biasanya menaburkan kaporit ke dalam kolam budidaya untuk mengatasi serangan bakteri tersebut.

Ada banyak cara yang lebih ramah lingkungan dibandingkan penggunaan antibiotik. Mangrove yang sering Anda temui tumbuh di pinggir laut sebenarnya merupakan tanaman yang sangat berguna mencegah risiko udang terserang penyakit.

Mangrove mengandung antivibrio yang bisa mencegah perkembangan bakteri vibrio. Selain itu, mangrove juga mengandung anti white spot syndrome viruses (WSSV).

Jenis mangrove yang mengandung antibakteri dan anti-WSSV adalah Xylocarpus granatum, Sconneratia caseolaris, Sonneratia alba, Sconneratia lanceolata, dan Bruuiera gymnorrhiza.

Berdasarkan riset yang sudah dilakukan pada 2013—2019, mangrove terbukti menghasilkan antibakteri. Riset tersebut dilakukan dengan menggunakan 182 sampel. Dari jumlah sampel yang ada, 103 sampel terbukti mengandung antivibrio harveyi.

Sejumlah 103 sampel mangrove yang mengandung vibrio harveyi berasal dari Maros sebanyak 22 pohon, Pangkep 38 pohon, Luwu Timur 20 pohon, Takalar 6 pohon, dan Bone 17 pohon.

Riset tersebut dilakukan melalui ekstrasi dengan merebus daun mangrove yang masih basah. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ekstrasi mangrove jenis S. alba dengan konsentrasi 10 persen terbukti efektif bekerja sebagai anti-WSSV dan bisa digunakan untuk meningkatkan sintasan udang windu hingga 80 persen. Ekstrasi mangrove tersebut bisa diberikan melalui perendaman atau disuntikkan ke udang. Cara ini dianggap lebih ramah lingkungan dan komoditas udang yang dihasilkan terbebas dari kandungan antibiotik. Dengan begitu, udang yang dihasilkan dapat dipasarkan ke pasar ekspor.

Sumber : https://www.pertanianku.com/pentingnya-mangrove-untuk-menangkal-penyakit-udang/