Penting untuk mempelajari pasar yang bisa menyerap hasil yang didapatkan dari budidaya dan memerhatikan segmentasi usaha. Sebelum Anda menyelami lebih jauh lagi dalam bisnis perikanan, ada baiknya perhatikan beberapa hal tentang agribisnis ikan nila berikut ini.
Pasar
Di Indonesia ada tiga waduk yang menjadi acuan budidaya nila, yaitu Cirata, Jatiluhur, dan Saguling. Dari ketiga waduk tersebut pasokan nila dipenuhi, khususnya untuk daerah Jabodetabek.
Sayangnya untuk ekspor, nila masih memiliki beberapa persyaratan khusus. Salah satu persyaratan khusus yang menjadi pertimbangan para pembudidaya adalah ukuran ikan. Sebab, untuk ekspor, ukuran nila harus sekitar 600—800 gram per ekor. Selanjutnya, syarat kualitas dan kuantitas yang ditetapkan oleh perusahaan yang akan menerimanya.
Salah satu perusahaan yang telah lulus semua persyaratan untuk ekspor nila ke luar adalah PT Aquafarm yang saat ini terfokus di Danau Toba.
Pemasaran ikan nila pada dasarnya sama dengan ikan air tawar lainnya. Para pembudidaya ikan akan menjual ikannya ke para pengepul atau tengkulak, kemudian tengkulak akan meneruskan kepada pengecer atau agen yang berhubungan dengan konsumen secara langsung.
Untuk membuat keuntungan yang lebih maksimal dalam agribisnis ikan nila, sebagian pembudidaya menangani semua segmentasi usahanya sendiri sehingga tidak ada margin yang terpotong di tengkulak. Namun, pada cara ini pembudidaya dituntut untuk andal dalam proses pemasaran, agar ikan dapat sampai ke tangan konsumen tanpa melalui tengkulak.
Segmentasi usaha
Segmentasi usaha budidaya ikan yang sudah berkembang dengan baik di masyarakat adalah ikan mas, nila, lele, patin, dan gurami. Segmentasi pada usaha budidaya ikan dapat bermanfaat untuk mempercepat perputaran modal hingga keuntungan juga akan lebih cepat didapatkan.
Selain itu, semakin pesatnya segmentasi pada bisnis ini akan membuat semakin banyak pelaku usaha yang berminat untuk ikut berperan dalam budiaya ikan air tawar.
Namun, bukan berarti segmentasi budidaya ikan nila tidak mengandung risiko. Segmentasi juga mengandung kelemahan, di antaranya besarnya ketergantungan antara satu segmentasi dan segmentasi lainnya. Hal ini amat sangat riskan. Pasalnya, jika satu segmentasi gagal, secara otomatis seluruh segmentasi usaha akan gagal.
Untuk mengatasi masalah dalam segmentasi usaha budidaya nila dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu segmen ngramo (7—8 cm) dan konsumsi. Ukuran ngramo dapat dihasilkan dari pemijahan. Sementara itu, untuk konsumsi adalah proses untuk menghasilkan nila yang dapat dikonsumsi dengan ukuran 4—6 ekor/kg. Dengan begitu, Anda akan mendapatkan keuntungan dari ngramo dan nila konsumsi.
Sumber : https://www.pertanianku.com/mengulik-agribisnis-ikan-nila/