Salah satu peluang usaha yang tidak pernah ada matinya adalah usaha budidaya perikanan. Banyak pengusaha yang telah sukses dan berhasil berkat usaha budidaya ikan yang dikembangkannya. Pangsa pasarnya pun bisa dikatakan cukup menjanjikan bagi siapa saja yang tertarik untuk mengembangkannya.
Kunci kesuksesan dalam menjalanan usaha perikanan adalah ketekunan dan kegigihan. Hal itu diungkapkan oleh Saptono, pengelola Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) Mina Ngremboko, Bokesan, Sindumartani, Ngemplak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Berkat sikap kejujuran yang dianutnya, usaha budidaya ikan yang dikelola Saptono mampu berkembang dan beromzet Rp11 miliar lebih per tahun.
“Dari sikap jujur ini, kami banyak mendapat kelimpahan dalam mengelola perikanan dan sampai saat ini mampu meningkatkan kesejahteraan warga,” ungkap Saptono, seperti dikutip Antaranews.
Saptono mengatakan, membudayakan kejujuran awalnya dari pengalamannya menghadapi permasalahan dalam mengelola kolam ikannya.
“Belajar dari berbagai masalah. Masalah keamanan, pasar, persaingan harga, permodalan. Misal masalah keamanan, kolam kan saling bersebelahan. Ada yang jaring ikan di kolam lain, kemudian dimasukkan ke kolamnya itu kan gampang terjadi,” ungkapnya.
Ia mengatakan, dari awal permasalahan tersebut, kemudian dirinya mengajak masyarakat untuk berperilaku jujur dan membangun suatu manajemen pemasaran dalam satu pintu.
“Segala sesuatu dengan kejujuran itu barokahnya banyak. Dengan satu pintu manajemen, budidaya ikan diatur dari mulai pembibitan, panen, hingga pemasarannya sehingga dari jumlah ikan, kualitas, siapa yang punya, pembelinya siapa, jam berapa transaksinya, uangnya berapa, semuanya ketahuan,” katanya.
Saptono mengaku membentuk tim yang meliputi tim pengendali mutu ikan, penangkap, hingga koordinator pasar.
“Kapan panen ikan sudah ada tanggalnya. Di kolam milik petani sudah mau panen. Kemudian tim pengendali mutu melihat apakah baik tidak kualitasnya. Kalau baik, kemudian menurunkan tim tangkap,” paparnya.
Ia mengatakan setelah dipanen dan kemudian dipasarkan, uang yang didapat tidak diberikan ke pria pemilik kolam, tetapi diberikan ke istrinya.
Dalam membentuk masyarakat petani yang kompak itu, Saptono mengatakan, juga dibuat suatu konsep berupa dana taktis, yaitu diambil satu rupiah setiap satu ekor ikan panen.
“Bayangkan saja, kalau ikan dalam satu kolam itu ada tujuh ribu ekor. Dana taktis yang terkumpul mencapai Rp7 juta,” ungkapnya.
Ia mengatakan pemberlakukan dana taktis tersebut baru dilakukannya sejak empat tahun terakhir. Namun, kondisinya sudah banyak mengubah lingkungan sekitar Bokesan.
“Dari mulai mengaspal jalan, hingga futsal, badminton, piknik, gratis,” katanya.
Kelompok Tani Ikan Mina Ngremboko saat ini memiliki anggota sekitar 48 orang yang aktif. Kelompok itu mengelola kolam ikan dengan luasan sekitar 25 hektare dan melakukan budidaya nila, lele, gurami, grasscarp, bawal, dan ikan hias.