(0362) 21440
dkpp@bulelengkab.go.id
Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan

Melirik Potensi Udang Jerbung

Admin dkpp | 05 November 2019 | 2235 kali

Nama udang jerbung (Penaeus merguiensis) memang tidak sefamiliar udang jenis lainnya. Udang ini salah satu spesies dari famili Penaeidae. Udang ini sebenarnya merupakan kekayaan alam hayati yang tersebar luas hampir di seluruh Indonesia. Nama udang jerbung di setiap negara berbeda, seperti Australia (banana prawn/white prawn), Jepang (tenjikuebi/banana ebi), Malaysia (udang kaki merah/udang pasir), Pakistan (jaira), Filipina (hipon buti), dan Thailand (kung chaebauy). 

Habitat yang disukai udang jerbung adalah dasar laut (10—45 m) yang lumer, biasanya terdiri atas campuran lumpur dan pasir. Daerah paparan yang banyak menerima aliran sungai adalah daerah yang disenangi udang. Oleh karena itu, daerah di sekitar muara sungai merupakan kawasan yang baik bagi udang. Besar kecilnya, banyak sedikitnya sungai yang bermuara ke suatu daerah akan menentukan luas atau sempitnya daerah udang di suatu perairan.

Udang jerbung aktif mencari makan pada siang hari, tidak meliang, dan hidup di dasar perairan yang keruh sehingga penangkapan udang lebih baik dilakukan siang hari. Karena itu, nelayan melakukan penangkapan udang di siang hari.

Berdasarkan data dari FAO, Indonesia merupakan negara penghasil udang jerbung terbesar di dunia. Jumlah produksinya dapat mencapai sekitar 65 ribu ton, sebanding dengan ketersediaan sumber daya udang di perairan Indonesia. Di Indonesia sendiri, udang ini banyak ditemukan di perairan Lampung Timur. Nelayan di Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur menganggap udang ini bernilai ekonomis cukup tinggi.

Rusyanto, nelayan di Desa Margasari Kecamatan Labuhan Maringgai, menyatakan, nelayan tradisional di desa itu saat ini memilih menangkap udang jerbung yang dihargai tinggi oleh para tengkulak. Menurutnya, sekali melaut nelayan di desanya bisa mendapatkan 5—10 kg udang. 

Udang jerbung yang didapatkan itu kemudian dibeli oleh para tengkulak setempat. Para tengkulak itu menghargai udang ini yang didapatkan para nelayan Rp100.000—Rp150.000 per kg, tergantung ukurannya. Menurut dia, semakin kecil size-nya berarti ukuran udang tersebut semakin besar dan harganya akan semakin mahal.

“Udang jerbung AK dengan size 20 atau ukuran besar dihargai Rp150.000, sedangkan size 30 dihargai Rp100.000,” kata Rusyanto.

Sumber : https://www.pertanianku.com/melirik-potensi-udang-jerbung/