Pada saat ini hampir seluruh masyarakat Indonesia menggunakan beras sebagai menu makan utama. Hal ini terlihat dari meningkatnya permintaan komoditas beras dalam negeri. Mulanya, di beberapa bagian Indonesia menggunakan umbi-umbian, jagung, dan sagu sebagai bahan pangan utama. Namun, hal itu semakin berkurang dan digantikan dengan beras.
Program diversifikasi pangan merupakan upaya yang terus dilakukan oleh Kementerian Pertanian untk mengurangi laju permintaan terhadap beras. Melalui program tersebut diharapkan dapat menciptakan produk diversifikasi yang dapat mengurangi ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap beras.
Selain itu, jika program diversifikasi berjalan lancar dengan teknologi pengolahannya, dapat meningkatkan taraf ekonomi. Hal ini bisa menjadi ladang bisnis baru bagi masyarakat Indonesia.
Balai Pertanian Tanaman Serealia (Balitsereal) yang merupakan unit di bawah naungan Balitbangtan sedang mengembangkan salah satu jenis sorgum yang berpotensi menjadi komoditas unggulan yang dapat membantu mewujudkan program diversifikasi.
Azrai selaku Kepala Balitsereal mengatakan bahwa sorgum berpotensi menjadi solusi untuk mendukung program diversifikasi. Pasalnya, sorgum dapat diolah secara sederhana menjadi pangan seperti umbi-umbian, jagung, dan sagu.
“Biji sorgum dapat diolah menjadi bahan setengah jadi (intermediate product) dalam bentuk sosoh dan tepung. Selanjutnya, sorgum sosoh diolah menjadi nasi sorgum, bubur sorgum dan sejenisnya, dan bahan tepung dapat mensubsidi terigu untuk olahan (cookies, cake, mi, dan roti) tergantung formula substitusi dan fisikokimianya,” tutur Azrai.
Alasan mengapa sorgum bisa menjadi pengganti beras sebagai pangan utama adalah adanya kandungan mineral khusus seperti unsur Fe sekitar 4—5,5 mg/100 gram. Selain itu, sorgum juga mengandung mineral yang mampu mengatasi masalah stunting (pertumbuhan dan perkembangan yang terhambat) yang sering menimpa masyarakat kecil. Tak hanya kandungan Fe, Balitsereal juga sedang melakukan penelitian lebih jauh tentang kandungan sorgum lainnya, seperti polyphenol, asam fitat, dan anti-oksidan. Dilihat dari kandungan serta keunggulan sorgum yang dapat tumbuh di daerah tadah hujan ataupun lahan kering, pantas saja jika komoditas ini sedang diusahakan oleh banyak pihak.
Sumber : https://www.pertanianku.com/kurangi-ketergantungan-beras-balitbangtan-kembangkan-sorgum-berkualitas/