Tren menanam di tengah pandemi sedang meningkat, baik menanam tanaman pangan maupun tanaman hias. Salah satu tren menanam yang sedang banyak dilakukan orang adalah menanam sayuran dan membudidayakan ikan seperti kangkung dan lele, yang dikenal dengan akuaponik.
Ikan yang bisa digunakan untuk bertanam dengan sistem ini adalah ikan yang mudah dipelihara, adaptif dengan suhu karena suhu dalam kolam kecil akan lebih tinggi dibandingkan kolam yang lebih besar, adaptif dengan kekeruhan karena ukuran kolamnya kecil, dan bernilai ekonomis agar bisa dijadikan penghasilan tambahan.
Untuk jenis sayuran yang digunakan adalah harus memiliki nilai ekonomi, toleran terhadap nitrit yang dihasilkan dari perombakan kotoran yang dilakukan oleh bakteri, mudah dibudidaya, dan berumur pendek agar tanaman bisa dipanen bersamaan dengan ikan. Tanaman yang biasanya tahan terhadap nitrit adalah kangkung, bayam, dan sawi.
Namun, dengan adanya bakteri dan sayuran, lele tersebut ternyata bisa berkembang biak dengan baik. Dalam kolam yang kecil tersebut terjadi proses yang saling menguntungkan. Ikan lele mengeluarkan kotoran yang akan diolah oleh bakteri menjadi pupuk tanaman yang nantinya diserap oleh tanaman.
Jika ingin menggunakan ikan seperti ikan nila, Anda membutuhkan pancuran air karena ikan nila menyukai air yang bergerak. Jika tidak ada air yang bergerak, ikan akan terhambat pertumbuhannya. Anda juga bisa menggunakan dua jenis ikan dalam satu kolam, tetapi berikan jaring pemisah agar ikan tidak saling menyerang.
Air di dalam kolam harus selalu dijaga kualitasnya dan kandungan zat terlarut. Air harus diganti secara rutin. Semakin besar umur ikan, pergantian air akan semakin sering dilakukan. Kandungan zat terlarut di dalam kolam dapat diatasi dengan mengganti air atau memberikan probiotik.
Biasanya, ketika ikan selalu berenang di permukaan air, itu menjadi pertanda bahwa air di dalam kolam sudah harus diganti. Atau, ketika ikan tidak mau makan di bagian bawah, kemungkinan endapan di bawah sudah menumpuk. Anda bisa menggunakan sistem filterisasi untuk mencegah alga tumbuh di dalam kolam dan bisa mengurangi intensitas pergantian air.
Sementara itu, untuk tanaman, Anda harus memerhatikan nutrisi seperti kandungan organik di dalam air kolam. Jika kandungan organik di dalam kolam kurang mampu memenuhi kebutuhan sayuran, Anda bisa memberikan pupuk kimia. Namun, pemberiannya harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengganggu ikan yang ada di bawah. Oleh karena itu, pemberiannya sebaiknya dilakukan dengan cara disemprot.