Kara pedang adalah tanaman jenis polong-polongan yang sengaja ditanam untuk dimanfaatkan menjadi bahan pangan. Tanaman ini dinamakan pedang karena buahnya berbentuk seperti pedang.
Kara pedang merupakan sumber protein nabati karena biji polongnya mengandung banyak vitamin A, vitamin B, dan vitamin C. Jumlah protein dari buah ini belum sebanyak kedelai.
Jika ditelisik dari segi prospek bisnis, kara pedang memiliki peluang yang cukup besar karena permintaan di pasaran terhadap komoditas ini pun terbilang tinggi. Pasalnya, kacang ini sering dijadikan bahan alternatif untuk pembuatan tahu dan tempe sebagai pengganti kedelai.
Sementara, kara bakul buahnya mengandung racun sianida sehingga tidak bisa dikonsumsi seperti kara parasman. Sebab, buah ini dapat menyebabkan seseorang yang mengonsumsinya mabuk hingga dapat menyebabkan kematian. Bagian dari kara bakul yang biasa digunakan adalah bijinya.
Manfaat dari biji-biji kara dapat dibuat menjadi tempe, tahu, dan sebagainya. Buah kara parasman yang masih muda pun dapat dimanfaatkan menjadi sayur atau dilalap masak. Biji kara bakul yang sudah tua akan beracun. Namun, racun tersebut dapat dihilangkan dengan cara direbus, lalu direndam ke dalam air atau air yang mengalir selama 1—2 hari, kemudian cuci bersih kembali bijinya.
Biji yang sudah direndam dan dicuci bersih sudah dapat diolah menjadi beragam masakan atau diiris kecil-kecil untuk dibuat jadi tempe.
kara pedang dapat tumbuh di dataran rendah dan dataran tinggi sampai ketinggian 1.000 mdpl. Daerah yang banyak ditanami kara parasman adalah Jawa Barat, sedangkan kara bakul lebih banyak ditanam di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Perawatan tanaman ini hanya perlu penyiraman dan dilakukan untuk pembersihan gulma yang tumbuh di sekitar tanaman. Buah muda kara pedang sudah bisa dipanen pada saat tanaman berumur lima bulan.