(0362) 21440
dkpp@bulelengkab.go.id
Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan

Intip Lebih Lanjut Siklus Hidup Ikan Sidat

Admin dkpp | 09 Mei 2019 | 3688 kali

Ikan sidat seringkali salah dikira sebagai sejenis ikan belut. Bentuknya yang identik dengan belut membuat banyak orang salah paham. Pembeda utama ikan sidat adalah sirip yang mirip telinga di dekat kepala sehingga sidat sering juga disebut sebagai belut telinga. Tak cuma secara fisik, siklus hidup ikan sidat pun berbeda. 

Ikan dari ordo Anguilliformes ini merupakan hewan yang banyak menghabiskan hidupnya di perairan tawar. Meskipun demikian, ikan ini melakukan pemijahan di perairan laut. Ia baru akan kembali ke laut setelah dewasa untuk hal tersebut.

Telur ikan sidat akan mengapung di laut. Telur ini akan menetas menjadi larva Leptochepalus. Larva ini akan hidup sebagai plankton di air laut. Ia terbawa arus samudera sampai mendekati arah pantai.

Larva ini kemudian akan berkembang menjadi elver. Tahap elver banyak ditemukan di pantai atau muara sungai. Ikan sidat akan memiliki panjang tubuh 5—7 cm dan memiliki warna yang transparan.

Nelayan kerap menangkap sidat yang masih sangat kecil ini. Tujuannya adalah untuk dijadikan bahan baku teri atau terasi. Ikan sidat yang memasuki usia ini disebut juga sebagai impun.

Sidat yang lebih dewasa akan berkembang menjadi yellow ell. Tahap ini, sidat bisa ditemukan di sungai-sungai atau di perairan danau. Warna punggung yellow ell kelabu, cokelat, atau kekuning-kuningan. Sementara, warna perut sidat pada fase yellow ell adalah putih kusam sampai kelabu.

Fase berikutnya, sidat akan tumbuh pada stadium silver stage. Tahap ini sidat sudah mencapai ukuran dewasa. Ukurannya pun telah maksimal. Kondisi fisiknya juga sudah memungkinkan sidat untuk kembali bermigrasi ke lautan bebas.

Bagian tubuh sidat berwarna putih pada bagian bawahnya dan mengilap seperti perak. Tubuh bagian atas akan berwarna kelabu. Kadang-kadang, ditemui pula berwarna jingga. 

Sidat eropa memiliki cadangan lemak hingga 25—29 persen. Lemak ini bermanfaat sebagai sumber energi ketika bermigrasi. Hal tersebut karena sidat tidak mengonsumsi apa pun selama tahap migrasi.

Sidat akan mengalami matang kelamin ketika sudah berusia kurang lebih tujuh tahun di air tawar. Ketika mengalami masa pematangan gonad, sidat betina akan mengalami perubahan warna dari hijau kekuningan menjadi putih keperakan. Sementara, sidat jantan akan tetap berwarna kelabu agak gelap.

Satu induk sidat akan menghasilkan jutaan butir telur. Jenis sidat eropa bahkan bisa mencapai 7—13 juta telur. Setelah memijah, induk sidat akan mati.

 Sumber : https://www.pertanianku.com/intip-lebih-lanjut-siklus-hidup-ikan-sidat/