(0362) 21440
dkpp@bulelengkab.go.id
Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan

Cara Pemijahan Alami Ikan Gabus, Ternyata Mudah!

Admin dkpp | 22 Mei 2019 | 20318 kali

Ikan gabus bisa dibudidayakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat. Pembudidayaan tersebut berlangsung dalam beberapa tahap, salah satunya adalah pemijahan. Pemijahan pun bisa dilakukan dengan cara alami dan buatan. Begini cara pemijahan alami ikan gabus yang bisa Anda praktikkan di kolam budidaya ikan gabus. 

Ikan gabus bisa dipijahkan secara alami sebanyak dua hingga tiga kali dalam satu musim pemijahan. Di habitat aslinya, pemijahan gabus juga berkaitan erat dengan perilaku migrasi sebelum memijah, seleksi habitat, aktivitas membangun sarang, musim kawin, dan keberadaan pasangannya.

Di alam, ikan gabus membuat sarang pemijahan di sekitar tumbuhan air atau di pinggir perairan dangkal berarus lemah. Tinggi perairan ini umumnya hanya 10—15 cm.

Induk gabus dapat memijah pada umur 9 bulan atau berukuran sekitar 21cm. Pemijahan alami biasanya dilakukan pada musim hujan. Proses ini juga bisa dilakukan di kolam tanah, beton, atau fiber.

Luas kolam untuk pemijahan bervariasi, tapi umumnya hingga 200 meter persegi. Bagian terpenting dari kolam pemijahan adalah dilengkapi dengan pintu pemasukan dan pembuangan. Peletakan pintu secara diagonal. Tujuannya, agar kolam bisa memperoleh air dari saluran langsung dan pembuangannya pun lancar.

Pergantian air secara kontinu akan berpengaruh positif terhadap proses pemijahan. Sebagai perangsang pemijahan, masukkan eceng gondok hingga menutupi sebagian permukaan kolam.

Perbandingan jumlah induk yang dilakukan pemijahan antara jantan dan betina adalah satu banding empat. Induk gabus dibiarkan memijah secara alami. Pemberian pelet pada pagi dan sore hari dilakukan secukupnya. 

Rangsangan pemijahan yang diberikan juga bisa berupa munculnya air baru sehingga ikan bisa melakukan pemijahan terutama pada awal musim hujan.

Perilaku pemijahan ditandai dengan induk jantan yang bergerak mendekat dan mengelilingi induk betina. Saat hal tersebut terjadi adalah tanda sedang terjadinya ovulasi. Saat pemijahan, induk jantan akan terlihat melengkungkan tubuh pada induk betina. 

Induk betina akan mengeluarkan telur. Hal itu akan diikuti oleh induk jantan yang mengeluarkan sperma untuk membuahi telur. Telur-telur yang mengandung lemak akan mengapung atau menempel pada eceng gondok.

Setelah pemijahan selesai, kedua induk akan menjaga telur dengan cara bergerak berputar di bawah permukaan air.

Ikan gabus bersifat partial spawning. Mereka tidak mengeluarkan seluruh telurnya sehingga induk akan memijah sebanyak dua hingga tiga kali dengan interval waktu yang tidak menentu.

Satu ekor induk betina bisa menghasilkan sebanyak 10.000—11.000 butir telur dengan diameter 0,9—2,3 milimeter. Pemanenan telur bisa dilakukan dengan skupnet halus. Telur yang sudah dipanen pun siap ditetaskan dalam wadah terkonrol.

Telur yang telah dibuahi akan berwarna bening. Sementara, telur yang tidak dibuahi akan terlihat berwarna putih.

Sumber : https://www.pertanianku.com/cara-pemijahan-alami-ikan-gabus-ternyata-mudah/