(0362) 21440
dkpp@bulelengkab.go.id
Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan

Cara Panen Lele yang Dibudidayakan dengan Bioflok

Admin dkpp | 23 Juni 2020 | 1928 kali

Panen lele yang dibudidayakan dengan sistem bioflok dapat dilakukan setelah 1 kg lele berisi 8—10 ekor atau dalam 1 kg berisi 12 ekor. Cara panen lele sebaiknya dilakukan bertahap agar berhasil. Saat ingin dipanen, lele dipuasakan terlebih dahulu dengan tidak diberi pakan. Tujuannya adalah untuk mengurangi stres serta memperlambat laju metabolisme selama di perjalanan. 

Sebelum panen, Anda harus menyiapkan terlebih dahulu beberapa peralatan yang dibutuhkan. Waktu yang dibutuhkan untuk pembuangan air berlangsung selama 10—15 menit. Panen yang dilakukan tanpa persiapan peralatan atau tidak langsung didistribusikan kepada konsumen akan membuat ikan stres, bahkan mengalami kematian. Hal ini tentunya akan merugikan pembudidaya.

Jika lele akan dipanen pada sore hari, dari pagi hari lele sudah dipuasakan dan begitu sebaliknya. Untuk panen lele yang menggunakan bioflok, air di dalam kolam dibuang atau dipindahkan ke kolam lain. Teknik pembuangan atau pemindahan air kolam dapat dilakukan dengan dua teknik. Berikut ini teknik pembuangan air pada saat menerapkan cara panen lele yang dibudidayakan secara bioflok.

Teknik panen dengan memindahkan air ke dalam kolam kosong

Teknik yang pertama dilakukan dengan memindahkan air kolam ikan yang akan dipanen ke dalam kolam yang masih kosong atau belum diisi air. Air bekas tersebut masih bisa dimanfaatkan kembali sebagai media air bioflok sehingga bisa mempersingkat waktu persiapan media air bioflok untuk kegiatan budidaya selanjutnya.

Air bekas yang masih bisa digunakan maksimal sebanyak 50 persen. Air kolam yang sebaiknya digunakan hanya di bagian atas. Namun, air kolam di bagian bawah tetap bisa digunakan, hanya saja kualitas airnya berbeda.

Teknik panen dengan memindahkan air ke tandon 

Teknik panen yang kedua dilakukan dengan memindahkan air kolam dari kolam yang akan dipanen ke dalam tandon pembuangan air. Air kolam tersebut dibuang dan disalurkan ke dalam tandon pembuangan air untuk dikumpulkan dan digunakan kembali untuk membuat media air bioflok selanjutnya.

Jumlah air yang bisa digunakan kembali maksimal 50 persen pada bagian atas tandon. Sisanya, atau 50 persen di bawah tandon, dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik cair bagi tanaman. Hal ini dikarenakan pada bagian bawah tandon terdapat banyak kotoran dan sisa pakan yang kurang bagus untuk digunakan kembali. Jika diberikan ke tanaman, dapat menjadi pupuk organik cair yang baik.

Sumber : https://www.pertanianku.com/cara-panen-lele-yang-dibudidayakan-dengan-bioflok/