Kentang merupakan umbi-umbian dan sering digunakan sebagai bahan alternatif sumber karbohidrat pengganti nasi. Rasa kentang terbilang cukup lezat dan sering menjadi menu andalan bagi mereka yang tengah menjalani diet karena kandungan karbohidrat yang tinggi tapi kalorinya cukup rendah dibanding nasi. Saat ini kentang menjadi makanan pokok orang Eropa. Menanam kentang terbilang susah-susah gampang, Anda harus mengetahui ilmunya terlebih dahulu agar berhasil.
Menanam kentang bisa dilakukan di daerah dengan ketinggian lebih dari 500 mdpl. Namun, ketinggian terbaik untuk menanam kentang adalah 1.000—2.000 mdpl dengan suhu udara sekitar 20°C. Tak heran, perkebunan kentang sering ditemui di daerah Lembang, Cipanas, Pangalengan, Batu Malang, Tengger, Wonosobo, Tawangmangu, Bukittinggi, Kerinci, dan Malino.
Tanah yang bisa digunakan untuk menanam kentang adalah tanah yang gembur dan sedikit mengandung pasir serta banyak mengandung humus. pH tanah yang bisa dibutuhkan berkisar 5—6,5 dan air tanahnya tidak menggenang. Kentang merupakan tanaman yang cocok ditanam pada musim hujan dan ditanam pada awal musim hujan.
Sebelum menanam, tanah yang digunakan harus dicangkul terlebih dahulu sedalam 30—40 cm, lalu diratakan. Selanjutnya, buatlah alur lurus dengan jarak antaralur sebesar 70 cm. Setiap alur dipasangi ajir sebagai tempat tanam umbi dengan jarak antarajir sebesar 30 cm. Setiap ajir diberikan pupuk kandang sebanyak 0,5—0,7 kg. Untuk satu hektare lahan, membutuhkan pupuk kandang sebanyak 30 ton.
Jika lahan sudah siap, tanam umbi ke dalam lubang tanam yang sudah disediakan dan diberi pupuk kandang. Setelah umbi diletakkan, berikan campuran pupuk buatan pada sisi kanan dan kiri umbi tanam. Pupuk buatan tersebut berupa campuran Urea dan TSP dengan perbandingan 1:1 sebanyak 12 gram.
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, gunakan pupuk buatan sebanyak 600 kg/hektare dengan perbandingan Urea, TSP, dan KCl sebesar 4:3:1. Penggunaan pupuk buatan tersebut dicampur dengan pupuk kandang.
Setelah diberikan pupuk kandang, tutup setiap barisan umbi dengan tanah sambil dibumbun sehingga membentuk bedengan. Jarak antarbedengan sebesar 70 cm dengan lebar selokan 20—30 cm.
Bibit kentang akan tumbuh 10 hari kemudian. Saat tanaman sudah berumur sebulan, tanaman didangir dan bedengan ditinggikan lagi. Saat tanaman sudah berumur 60—80 hari, segera matikan tanaman. Hal tersebut berguna untuk mencegah penyakit daun masuk ke umbi.
Anda bisa mempelajari lebih lanjut cara menanam kentang dengan membaca buku Bertanam Sayuran Daun & Umbi terbitan Penebar Swadaya. Buku praktis ini memaparkan budidaya 14 komoditas sayuran daun dan umbi yang dapat Anda tanam di lahan sempit ataupun lahan perkebunan komersial.
Sumber : https://www.pertanianku.com/cara-menanam-kentang-yang-mudah-diikuti/