(0362) 21440
dkpp@bulelengkab.go.id
Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan

Cara Alami Menangkap Belut

Admin dkpp | 18 November 2019 | 10893 kali

Penangkapan belut biasa dilakukan saat memasuki musim tanam padi dan akan berakhir saat tanaman padi berumur 1—1,5 bulan. Menangkap belut di alam dapat dilakukan dengan beragam cara. Berikut ini cara yang biasa digunakan oleh para pemburu belut. 

Ngobor

Penangkapan dengan cara ini hanya dapat dilakukan saat cuaca sedang baik. Jika hujan, angin bertiup kencang, dan terang bulan, belut tidak akan keluar dari lubangnya. Oleh karena itu, penangkapan dengan cara ngobor tidak bisa dilakukan sembarang waktu.

Para pemburu biasanya melakukan penangkapan pada pukul 20.00 sampai pukul 24.00. Akan tetapi, ada beberapa pemburu yang menangkap belut pada pukul 02.00 dini hari.

Penangkapan belut dengan cara ngobor memerlukan beberapa alat bantu, seperti lampu petromaks atau obor minyak tanah, alat pemukul dari kayu, dan ember berisi air.

Ngobor dilakukan oleh 2—3 orang yang berjalan di petak-petak sawah secara berderet. Satu orang memegang lampu sebagai penerangan dan yang lainnya ada yang menangkap dan memegang ember. Kayu pemukul digunakan untuk memukul belut hingga pingsan.

Saat malam hari, belut tidak berada di lubang, hewan ini akan berada di luar dengan posisi telentang di atas lumpur sawah dan bagian perut menghadap ke atas. Para pemburu biasanya membedakan belut dengan ular dari ciri, sikap, sifat, dan warnanya.

Ngobor biasa dilakukan di daerah persawahan di sepanjang jalur Pantura, seperti Bekasi, Karawang, Subang, dan Indramayu.

Ngurek

Ngurek merupakan cara menangkap belut dengan pancing tanpa tangkai. Cara menangkap ini hanya menggunakan senar dan mata pancing. Ngurek membutuhkan umpan agar belut tersangkut di mata pancing. Umpan yang digunakan adalah cacing atau anak katak. 

Cara memasang pancingan dengan meletakkan mata kail yang telah ditautkan umpan ke dalam lubang persembunyian belut. Penangkapan dengan cara ini biasanya akan menyebabkan belut terluka tekena mata pancing. Oleh karena itu, belut yang didapatkan dari cara tangkap ini biasanya hanya menjadi konsumsi pribadi.

Ngurek dapat dilakukan kapan pun, pagi, siang, sore, ataupun malam. Biasanya belut yang didapatkan adalah belut yang berukuran besar.

Bubu

Bubu adalah alat perangkap ikan yang terbuat dari anyaman bambu yang memiliki bentuk bumbung. Untuk menarik perhatian belut, di dalam bubu ditaruh umpan cacing yang diikat pada bagian dalam bubu.

Bubu akan ditaruh saat senja hari di sawah yang memiliki aliaran air. Keesokan harinya bubu akan ditarik. Belut akan tertarik masuk ke bubu karena bau amis dari cacing yang ditaruh di dalam bubu.

Sero

Sero merupakan alat pancing ikan yang ditaruh di dalam air dalam jangka waktu tertentu. Sero terbuat dari susunan pagar-pagar bambu yang dianyam dan diatur dengan rapi. Fungsinya adalah menuntun ikan dan belut masuk ke perangkap. Alat ini biasanya dipasang di rawa-rawa atau tempat berair lainnya.

Sumber : https://www.pertanianku.com/cara-alami-menangkap-belut/