(0362) 21440
dkpp@bulelengkab.go.id
Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan

Budidaya Lele Mutiara, Panen Cepat Tumbuh Seragam

Admin dkpp | 21 Mei 2018 | 12227 kali

Budidaya lele mutiara memiliki prospek bisnis yang menjanjikan. Pasalnya, sejak pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat Indonesia, lele dumbo menjadi primadona di industri ikan konsumsi. 

Berdasarkan hasil uji coba di lapangan, pembudidaya di wilayah Depok yang menggunakan bak terpal berukuran 2 meter persegi. Padat tebarnya 750 ekor/meter persegi, dengan masa pemeliharaan selama 90 hari. Hasil yang dapat dipanen, yakni sebanyak 125 kg lele mutiara. Jumlah tersebut cukup tinggi apabila dibandingkan dengan hasil panen lele dumbo lokal yang berbobot 107 kg.

Dengan lele mutiara, untuk mendapatkan panen ukuran konsumsi tidak perlu waktu 2—3 bulan. Namun, dengan pemeliharaan 50 hari saja sudah cukup untuk mendapatkan lele ukuran dominan 6—10 ekor/kg atau dengan bobot sekitar 100—150 gram/ekor. Selain itu, keunggulan lainnya, yakni selama masa pembesaran, benih lele mutiara tidak perlu disortir. Penyortiran dilakukan pada saat panen dengan cara manual.

Adapun nilai plus lainnya dari si mutiara favorit masyarakat ini di antaranya:

  • Laju pertumbuhan tinggi.
  • Durasi pemeliharaan singkat. Masa pembesaran benih tebar berukuran 5—7 cm dan 7—9 cm dengan padat tebar 100 ekor/meter persegi berkisar 40—50 hari. Pada padat tebar 200—300 ekor/meter persegi, lama pembesarannya 60—80 hari.
  • Keseragaman ukuran tinggi. Pada tahap produksi benih, diperoleh 80—90% benih siap jual dan pemanenan pada tahap pembesaran tanpa sortir diperoleh lele ukuran konsumsi sebanyak 70—80%.
    • Rasio konversi pakan relatif rendah, yakni 0,6—0,8 pada pendederan dan 0,8—1,0 pada masa pembesaran.
    • Daya tahan terhadap penyakit relatif tinggi. Sintasan pendederan benih berkisar 60—70% pada infeksi bakteri Aeromonas hydrophilia (tanpa pemberian antibiotika).
    • Toleransi lingkungan relatif tinggi. Lele mutiara dapat hidup pada suhu 15—35° , pH 5—10, kadar amonia <3 mg/L, kadar nitrit <0,3 mg/L, dan kadar salinitas 0—10%.
    • Produktivitas relatif tinggi. Produktivitas pada tahap pembesaran 20—70% lebih tinggi daripada benih-benih strain
    • Proporsi daging relatif tinggi.
    • Porsi keuntungan usaha pada tahap pembesaran lebih tinggi daripada benih-benih strain

    Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa budidaya lele mutiara lebih efisien sehingga keuntungan yang diperoleh pembudidaya semakin besar pula. Keuntungan yang besar tersebut juga akan berimbas pada kenaikan kebutuhan benih sehingga menjadi suatu ladang bisnis menguntungkan di masa mendatang.

Sumber : https://www.pertanianku.com/budidaya-lele-mutiara-panen-cepat/