Kepiting bisa dikatakan sebagai superfood karena memiliki rasa yang sangat lezat. Meskipun harganya tergolong mahal, tak lantas membuat masyarakat enggan memburunya. Bahkan, bisa kita lihat banyak gerai makanan yang menghadirkan menu seafood selalu ramai dikunjungi.
Salah satu kepiting konsumsi yang tengah naik daun dan mulai banyak digandrungi adalah kepiting soka. Mengonsumsi kepiting soka dirasa tidak sulit karena cangkangnya yang empuk. Selain itu, kandungan nutrisinya lebih tinggi terutama kandungan chitosan dan karotenoid pada kulit kepiting yang berfungsi menyerap lemak dan kolesterol.
Kepiting hias sendiri terbagi atas dua jenis, yakni kepiting hias air laut dan kepiting hias air tawar. Kepiting hias air laut jauh lebih menarik penampilannya dan biasanya hidup di pasir. Kedua kepiting hias ini, air laut dan air tawar, sama-sama banyak jenisnya. Salah satu kepiting hias yang tengah banyak diminati adalah jenis fidler crabatau, kepiting komando.
Saat ini permintaan masyarakat lokal akan kepiting pun semakin meningkat. Permintaan pasar yang besar belum mampu dipenuhi oleh petambak di negeri kita ini. Ditambah lagi peternaknya terbilang masih sedikit, hanya kelompok tertentu yang mengerjakannya. Hal ini dikarenakan biaya investasi yang cukup besar. Kepiting hias karena masih terbilang baru, banyak orang dan hobiis yang belum mengenalnya. Dengan begitu, pelaku kepiting hias pun masih sangat sedikit.
Beberapa inovasi diciptakan dalam budidaya kepiting. Sebut saja Yushinta Fujaya bersama tim dari Universitas Hasanuddin mengembangkan teknik baru menggunakan ekstrak herbal (ekstrak bayam) untuk merangsang molting (pelepasan kulit dan pergantian cangkang keras) secara alami.
“Ekstrak ini tentu saja aman dan ternyata bayam mengandung suatu substansi yang merangsang molting pada kelompok hewan arthropoda termasuk crustasea. Substansi inilah yang diambil melalui teknik ekstraksi untuk selanjutnya diberikan pada kepiting agar mereka bisa molting. Substansi ini juga merangsang penambahan bobot/pertumbuhan kepiting. Karena itu, kepiting yang diberi ekstrak bayam memiliki bobot lebih setelah molting dibanding kepiting yang tidak diberi ekstrak,” kata Yushita.
Selama ini yang dilakukan oleh banyak pembudidaya kepiting adalah memelihara kepiting di tambak atau pinggir pantai. Tentu saja cara ini membutuhkan area yang cukup luas. Kini ada cara baru dalam budidaya kepiting konsumsi (soka), seperti yang dilakukan oleh Soerya Soemaryanto, Direktur Sokacrab.
Sokacrab membudidayakan kepiting secara indoor, bukan di luar ruangan seperti tambak. Selain tidak terpengaruh cuaca, juga bisa dilakukan di tengah kota dan meningkatkan jumlah produksi meski berada pada area sempit/terbatas. Sokacrab memodifikasi teknik gabungan budidaya ayam petelur (kandang dibuat tersusun ke atas sehingga menghemat tempat) dengan hidroponik (mengalirkan air secara terus menerus ke masing-masing kandang dari atas ke bawah).
Sumber : https://www.pertanianku.com/benarkah-ekstrak-bayam-mampu-rangsang-molting-kepiting/